SURABAYA, HARIAN DISWAY - Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur mengadakan konferensi pers mengenai APBN KiTa Regional Jawa Timur hingga 30 November 2024.
Acara itu berlangsung secara luring di Aula Majapahit GKN Surabaya, dihadiri oleh Agus Mirsatya, Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Jatim, serta sejumlah pejabat dan media lokal.
Konferensi pers ini juga diikuti secara daring melalui Zoom oleh pejabat dari kantor vertikal Kementerian Keuangan, pengelola keuangan daerah, dan Local Expert dari UNAIR Surabaya, Prof. Rudi Purwono.
BACA JUGA:Kenaikan PPN 12%, Ini 17 Poin DJP yang Perlu Disimak
BACA JUGA:DJP Jatim II Resmikan Tax Center Ke-23 di ITB Ahmad Dahlan Lamongan
Perkembangan Ekonomi Regional
Agus Mirsatya memaparkan bahwa perekonomian Jawa Timur tumbuh sebesar 4,91% (yoy) pada Triwulan III 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan permintaan, terlihat dari kinerja ekspor dan impor yang meningkat.
Pada bulan Oktober 2024, ekspor mengalami kenaikan 15,15% (yoy), sementara impor meningkat 21,37% (yoy). Investasi di Jawa Timur juga menunjukkan perkembangan positif, dengan posisi ketiga nasional, mencatatkan PMA sebesar Rp 13,88 Triliun dan PMDN Rp25,81 Triliun.
Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 30 November 2024 mencapai Rp 44,9 Triliun untuk 781.632 debitur, sementara untuk Usaha Mikro (UMi) sebesar Rp 1,18 Triliun bagi 149.031 debitur.
BACA JUGA:DJP Jawa Timur II Gelar Market Day dan BDS untuk Tingkatkan Kapasitas UMKM
BACA JUGA:DJP Jawa Timur II Serahkan Tersangka Tindak Pidana Pajak Rp 2,5 Miliar ke Kejaksaan Sidoarjo
Realisasi APBN di Jawa Timur
Realisasi Pendapatan Negara di Jawa Timur mencapai Rp 234,28 Triliun, atau 81,45% dari target Rp 287,6 Triliun.
Pendapatan ini terdiri dari penerimaan perpajakan yang mencapai Rp 226,89 Triliun (80,42% dari target) dan PNBP yang mencapai 134% dari target, yaitu Rp 7,39 Triliun.
“Semoga dengan upaya yang dilakukan hingga akhir tahun 2024, target pendapatan dari pajak, cukai, dan PNBP dapat tercapai 100%,” kata Agus Mirsatya.
Sementara itu, realisasi belanja negara hingga November 2024 mencapai Rp 122,3 Triliun, atau 88,71% dari pagu belanja negara.
Kinerja belanja terdiri dari belanja K/L Rp45,27 Triliun dan Transfer Ke Daerah (TKD) Rp 77,03 Triliun. Realisasi belanja pegawai, barang, modal, dan bantuan sosial juga dipaparkan, menunjukkan dukungan APBN untuk peningkatan akses pendidikan.