Kenangan Boy Slamet di Banda Aceh memang terus bertahan hingga dua dekade. Baik kenangan yang mengharukan, hingga karya-karya foto yang akhirnya mendapat apresiasi.
-----
HARI kedua di Banda Aceh, Boy Slamet dan Jaka Susila berupaya mencari jurnalis bernama Riznal Faizal. Ialah wartawan yang masih satu grup dengan perusahaan tempat Boy bekerja kala itu.
Akhirnya, Riznal ditemukan di Rumah Sakit Lapangan Kodam Banda Aceh. "Kondisinya sangat memprihatinkan. Badannya penuh luka. Memakai sarung compang-camping. Mata kanannya pecah terhantam puing bangunan," ceritanya.
Boy menemukan Riznal secara tidak sengaja, berkat informasi dari wartawan lokal yang mengenalinya.
Riznal, yang sebelumnya hendak meliput acara Jalan Sehat, mengalami bencana saat sedang mandi. Dia digedor oleh istrinya yang memberi tahu soal gempa.
"Saat dia keluar dari kamar mandi, air bah sudah menghantam tubuhnya. Anak dan istrinya hilang," ungkap Boy.
BACA JUGA:Mengenang 20 Tahun Tsunami Aceh: Tubuh-Tubuh Itu Tak Pernah Ditemukan
Melihat kondisi Riznal yang sangat menyedihkan, Boy segera menghubungi redaksi di Surabaya. Riznal pun diamankan dan dibawa menuju Medan.
Ketika Jaka Susila diberi tahu tentang Riznal, mereka berdua tidak bisa menahan air mata. Mereka ikut merasakan betapa dalamnya kesedihan yang dialami rekannya itu. "Jaka ikut menangis. Nggak bisa terbendung," kenangnya.
Boy juga memperhatikan petugas medis yang tampak bingung, hanya bisa tolah-toleh tanpa tahu harus berbuat apa. Rasa putus asa dan kebingungan jelas terlihat di wajah mereka, seolah tak tahu harus mulai dari mana.
"Mereka membawa rompi dilapisi plastik, seperti jas hujan plastik, tetapi tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengatasi banyaknya korban," katanya.
Yang luar biasa, kata Boy, adalah gerak cepat Korps Marinir bekerja sama dengan relawan dari luar negeri, khususnya tim Bomba, relawan pemadam kebakaran dari Malaysia.