Suku Bunya Tinggi Jadi Tantangan Properti di 2025

Selasa 07-01-2025,12:34 WIB
Reporter : Michael Fredy Jacob
Editor : Noor Arief Prasetyo

HARIAN DISWAY – Suku bunga bank menjadi ketakutan tersendiri bagi pengusaha properti di 2025. Bank Indonesia (BI) menetapkan BI rate 2025 sebesar 6 persen. Hal itu pun dinilai akan menekan penjualan properti pada 2025.

Ketakutan itu pun dirasakan oleh Citraland. Suku bunga yang dinilai sangat tinggi tersebut dinilai menjadi tantangan tersendiri bagi perumahan yang didirikan oleh Ir Ciputra itu. Dampaknya adalah ke cara bayar konsumen.

“Memang, pembeli rumah di CitraLand ini kan masyarakat di segmen ekonomi menengah ke atas. Tapi, ketika suku bunga ini kurang menarik, alternatif pembayaran pastinya akan berubah. Karena, mayoritas saat ini menggunakan sistem pembayaran KPR,” kata Manager Marketing CitraLand Surabaya Rinda Yulistiyani, Senin, 6 Januari 2025.

Dia meyakini target penjualan pada 2025 tetap tercapai. Manajemen CitraLand menargetkan tahun ini penjualan properti premium di CitraLand Surabaya mencapai Rp 600-700 miliar. Sementara untuk rumah berukuran kecil ditarget menghasilkan Rp 700-800 miliar. Kata Rinda, target itu sama dengan capaian penjualan properti CitraLand di 2024.

BACA JUGA:Surabaya Siap Hadapi PPN 12%, Insentif Sektor Properti hingga Mobil Listrik jadi Harapan!

BACA JUGA:Penjualan Properti Terhambat Dosa Masa Lalu

Menurut mereka, pascapandemi Covid-19, penjualan tertinggi terjadi di 2022. Saat itu, penjualan mereka mencapai Rp 1,6 triliun.

“Perumahan premium mencapai Rp 900 miliar dan penjualan properti di untuk rumah kecil sekitar Rp 700 juta. Biasanya, kalau sudah di atas, pasti mengalami penurunan. Walau tidak besar,” ungkap Rinda.

Dia mengungkapkan, di 2023 penjualan properti CitraLand turun sekitar 10-15 persen. Lalu, di 2024 juga mengalami penurunan. “Kami optimistis bisa melalui tahun ini dengan baik. Setiap target yang kami tetapkan, selalu dipenuhi. Bahkan melebihi,” terangnya.


Show unit perumahan di Citraland Surabaya.-Moch Sahirol Layeli-

Walau ada ancaman suku bunga yang tinggi, kebijakan PPN 12 persen sangat memberikan angin segar buat CitraLand. Sebab, kebijakan itu hanya diberikan terhadap barang yang harganya di atas Rp 30 miliar. 

Belum lagi dengan rencana pemerintah melakukan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah (DTP). “Itu yang paling kita tunggu-tunggu. Akan meningkatkan penjualan properti,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Marketing Intiland Wilayah Surabaya Harto Laksono menargetkan penjualan properti sebesar Rp 2 triliun selama 2025. “Program PPN DTP tersebut membuat kami optimistis target itu akan tercapai. Rumah yang kami tawarkan juga di bawah Rp 1 miliar,” ungkapnya.

Segmen rumah di kisaran harga Rp 700 juta menurutnya adalah segmen yang paling banyak dibeli oleh kalangan keluarga muda. “Di Surabaya, permintaan rumah tapak cukup tinggi. Kita coba mengakomodasi sinyal pasar tersebut,” ungkapnya.


Pemasangan kabel internet bawah tanah di Perumahan Amesta Living Gununganyar.-Boy Slamet-

Kategori :