Pemerintah Adopsi Pengelolaan Sampah Jadi Energi Listrik di Surabaya, Menko Pangan: Ini Harus Diterapkan Bersama

Selasa 07-01-2025,17:04 WIB
Reporter : Ghinan Salman
Editor : Noor Arief Prasetyo

Dahulu, kata Eri, sampah di Surabaya 1.300 ton per hari. Setelah ia menjabat wali kota, jumlah sampah meningkat 1.400 ton per hari. Tahun ini, jumlahnya sudah tembus 1.600 ton per hari. 

BACA JUGA:Waduh, Tumpukan Sampah Meningkat 20 Persen Selama Ramadhan. 1.700 Ton Masuk Ke TPA Benowo

BACA JUGA:Zulkifli Hasan Minta Tambahan Anggaran dana 510 miliar Untuk Swasembada Pangan

"Ini karena penduduk Kota Surabaya juga bertambah dari 2,8 juta menjadi 3,2 juta. Pengelolaan sampah ini efektif karena menghasilkan listrik dan zero waste," ujar Eri Cahyadi.

Ia menambahkan, selama ini Pemkot Surabaya terus berupaya menerapkan Reuse, Reduce, Recycle dan Replace (4R) dalam pengelolaan sampah. 

Hal ini dimulai dari setiap RW yang sudah memiliki bank sampah sebagai salah satu upaya memilah dan mengolah sampah secara terpadu.

Eri menyebut, semua sampah yang dihasilkan per harinya dapat dikelola menjadi energi listrik. Dari 1.600 ton sampah per hari, yang diolah menjadi energi listrik sebanyak 1.000 ton. Sisanya diolah dengan sistem lain.

Di setiap RW, kata Eri, juga sudah ada bank sampah untuk memilah dan mengolah sampah secara mandiri. 

"Saya berharap, sampah penduduk bisa berkurang. Target kami dari 1.600 ton menjadi 1.400 per hari," kata dia.

Eri menambahkan, TPA Benowo menerapkan dua teknologi utama dalam pengelolaan sampah. 

Sampah organik diolah dengan teknologi fermentasi gas atau pembangkit listrik tenaga gas landfill. 

Sedangkan sampah non-organik diolah menggunakan teknologi termokimia atau pembangkit listrik gasifikasi. (*)

Kategori :