Sisa Makanan Timbulkan Masalah Baru, Aktivis Khawatir dengan Potensi Sampah dari Program Makan Bergizi Gratis

Senin 13-01-2025,15:24 WIB
Reporter : Ghinan Salman
Editor : Noor Arief Prasetyo

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kota SURABAYA memulai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini, Senin, 13 Januari 2025.

Program ini berjalan di 10 sekolah. Tersebar di Kecamatan Wonocolo dan Rungkut. Siswa yang menikmati makanan bergizi gratis itu terdiri dari semua jenjang pendidikan: PAUD hingga SMA.

Tentu saja, peluncuran makan bergizi gratis ini bertujuan memberikan nutrisi yang cukup bagi generasi muda. Tapi, ada banyak tantangan dan inkonsistensi di lapangan. 

Pada hari pertama pelaksanaan makan bergizi gratis di Surabaya, Senin, 13 Januari 2025, banyak catatan penting muncul di lapangan. Mulai dari menu yang disamakan, wadah makanan menggunakan plastik, hingga potensi sampah organik yang akan meningkat.

Saat paket makanan tiba di SD Taquma, anak-anak nampak berbaris dengan penuh semangat. Mereka menerima kotak makanan yang berisi nasi putih, ayam teriyaki, sayur buncis wortel, sepotong semangka, dan susu UHT.

BACA JUGA:Menu Makan Bergizi Gratis di Surabaya Disamakan, Wadah Masih Gunakan Plastik, Beban Sampah Bertambah

BACA JUGA:Makan Bergizi Gratis di Surabaya Dimulai Hari Ini di 10 Sekolah, Ini Daftarnya 

Namun, di balik senyum ceria mereka, tersimpan realita yang kompleks. Beberapa anak yang sudah sarapan pagi di rumah, menyisakan makanan mereka. Sementara yang lain mengabaikan sayur yang disajikan. Bahkan, ada yang tidak bisa makan nasi dan memilih untuk meminggirkannya.

Koordinator Komunitas Nol Sampah Surabaya Hermawan Some mengatakan bahwa potensi sampah organik akan bertambah jika sisa makanan dari makan bergizi gratis ini tidak dikelola dengan baik.

Menurut Hermawan, setiap ton sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) menambah beban keuangan bagi Pemerintah Kota Surabaya. Sebab, pemkot harus membayar sekitar Rp 180 ribu per ton. 

"Jadi kan ini beban sekali. Nah, ini yang perlu ditangani. Jangan sampai sisa makanan yang menjadi limbah ini menjadi beban kota," kata Hermawan, kepada Harian Disway, Senin, 13 Januari 2025.

Hermawan menyebut, tadinya sisa makanan dari program makanan bergizi gratis dikelola oleh sekolah. Namun, sisa makanan itu akan dikembalikan di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ada di Kecamatan Wonocolo dan Rungkut.

BACA JUGA:Makan Bergizi Gratis untuk Kota Surabaya Dimulai Hari Ini di Kecamatan Wonocolo

BACA JUGA:Makan Bergizi Gratis di Surabaya Dimulai Besok, DPRD Sayangkan Hanya Digelar di 5 Sekolah

Rencananya, pengelola SPPG akan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya untuk mengurai sampah dari sisa makanan bergizi gratis yang diberikan kepada siswa. 

Kategori :