Ia mengajak masyarakat untuk mendukung program ini demi kesehatan anak-anak Surabaya.
"Makanan yang tidak habis itu akan dimanfaatkan untuk pengembangan yang lain-lainnya. Tapi kita kelola, tidak kita buang sembarangan," ujarnya.
Ia juga mengakui bahwa volume sampah di Surabaya tahun ini jumlahnya sudah tembus 1.600 ton per hari.
"Ini karena penduduk Kota Surabaya juga bertambah dari 2,8 juta menjadi 3,2 juta. Pengelolaan sampah ini efektif karena menghasilkan listrik dan zero waste," ujar Eri Cahyadi.
Ia menambahkan, selama ini Pemkot Surabaya terus berupaya menerapkan Reuse, Reduce, Recycle dan Replace (4R) dalam pengelolaan sampah.
Hal ini dimulai dari setiap RW yang sudah memiliki bank sampah sebagai salah satu upaya memilah dan mengolah sampah secara terpadu.
Eri menyebut, semua sampah yang dihasilkan per harinya sebagian besar bisa dikelola menjadi energi listrik. Dari 1.600 ton sampah per hari, yang diolah menjadi energi listrik sebanyak 1.000 ton. Sisanya diolah dengan sistem lain.
Di setiap RW, kata Eri, juga sudah ada bank sampah untuk memilah dan mengolah sampah secara mandiri.
"Saya berharap, sampah penduduk bisa berkurang. Target kami dari 1.600 ton menjadi 1.400 per hari," kata dia. (*)