Belajar di Tiongkok, Guru Indonesia Perkenalkan Budaya Nusantara

Rabu 22-01-2025,17:01 WIB
Reporter : *Almira Kayla Adzani
Editor : Guruh Dimas Nugraha

HARIAN DISWAY - Pada 18 Januari 2025 silam, sekelompok guru asal Indonesia yang sedang menempuh studi pascasarjana selama dua tahun di Tianjin University menciptakan lagu berbahasa Mandarin menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). 

Sebanyak 39 guru itu memulai perjalanan akademik mereka di Tianjin. Mereka merupakan angkatan pertama program magister Pendidikan Bahasa Mandarin Internasional yang dirancang khusus untuk guru sekolah trilingual di Indonesia.

Lagu tersebut menjadi ungkapan rasa syukur dan perasaan haru mereka atas pengalaman luar biasa selama belajar di Tiongkok.

Program yang diluncurkan pada Desember 2023 itu merupakan inisiatif bersama antara Kementerian Pendidikan Tiongkok, Tianjin University, dan Asosiasi Sekolah Trilingual Indonesia. 

BACA JUGA:Budaya Membaca Buku di Tiongkok

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Guru Bahasa Mandarin asal Tiongkok Peng Shengguang: Yan Er Dao Ling

Tujuan dari program itu adalah melatih para guru bahasa Mandarin dari sekolah trilingual Indonesia dengan keterampilan lanjutan. Guna meningkatkan pendidikan bahasa Mandarin di tanah air.

Bagi Suviana, salah seorang guru Tionghoa-Indonesia yang mengikuti program itu, bahasa Mandarin bukan sekadar mata pelajaran. Tetapi juga kunci untuk memahami budaya.

Setelah bertahun-tahun mengajar Mandarin di Jakarta, ia melihat bagaimana bahasa itu membuka peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang.


Bahasa Mandarin sebagai kunci untuk memahami budaya-Xinhua-Xinhua

Suviana juga mencatat bahwa semakin banyak keluarga Indonesia yang mulai menghargai pembelajaran bahasa Mandarin.

“Bukan hanya keluarga Tionghoa-Indonesia, tetapi juga orang tua dari komunitas lain yang belajar Mandarin bersama anak-anak mereka. Mereka melihatnya sebagai keterampilan yang bisa mengubah masa depan,” tambahnya.

“Belajar bahasa Mandarin memberikan peluang lebih luas bagi generasi muda Indonesia dan membantu mereka terhubung dengan budaya Tiongkok,” timpal Saifus Somad, seorang guru Mandarin dari Jawa Timur yang menekankan pentingnya bahasa sebagai jembatan untuk membangun pemahaman dan harmoni. “Kami bukan sekadar guru, tetapi juga duta budaya," tambahnya.

BACA JUGA:Indonesia Perpanjang Kerja Sama Pendidikan Bahasa Mandarin dengan Tiongkok

Selama belajar di Tianjin, para guru itu mendapatkan pengalaman langsung tentang kekayaan budaya Tiongkok. Mereka belajar puisi klasik, berlatih kaligrafi, menciptakan lagu menggunakan alat AI, dan bahkan menampilkan versi Indonesia dari “A Dream of Red Mansions” dalam sebuah acara universitas.

Kategori :