Uskup Mariann Edgar Budde yang Kritik Donald Trum Tak Mau Minta Maaf

Jumat 24-01-2025,17:27 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Noor Arief Prasetyo

Keberanian Uskup Mariann Edgar Budde mengkritik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbuntut panjang. Trump—dan pengikutnya—menyerang Budde melalui media sosial. Budde bersikukuh bahwa khotbahnya sejalan dengan ajaran Kristiani.

’’SAYA tidak benci kepada presiden. Saya mendoakannya. Saya rasa, saya tidak perlu minta maaf karena mengajaknya berbelas kasih kepada sesama.’’ Kalimat tersebut diucapkan Uskup Mariann Edgar Budde kepada kantor berita NPR, Rabu, 22 Januari 2025.

Anda sudah tahu, Budde membikin heboh saat kebaktian nasional di Washington National Cathedral, Selasa, 21 Januari 2025. Saat khotbah, Uskup Gereja Episkopal Washington tersebut menyinggung kebijakan anyar pemerintahan Trump. Terutama soal transgender dan imigran.

’’Berbelas kasihlah, Bapak Presiden. Ada banyak gay, lesbian, dan transgender di kalangan Demokrat, Republik, atau independen,’’ kata uskup perempuan kelahiran 10 Desember 1959 itu.

BACA JUGA:Kemlu RI Bantah Rencana Donald Trump Soal Relokasi Warga Gaza ke Indonesia

BACA JUGA:Amerika Resmi Keluar dari WHO, Trump: Mereka Menipu Kita!

Mengenai imigran, Budde menyebut bahwa ada banyak orang yang bekerja di lahan pertanian, bagian kebersihan, mencuci piring di restoran, hingga menjadi pekerja sif malam di rumah sakit. ’’Mereka mungkin tidak punya dokumen komplet. Tapi, sebagian besar imigran itu bukan kriminal,’’ katanya.

Trump yang duduk di kursi umat paling depan langsung melengos. Wajahnya terlihat suntuk. Memendam kesumat. Lalu, meledaklah presiden berumur 78 tahun tersebut di Truth Social, media sosial miliknya.


SUASANA KEBAKTIAN NASIONAL yang diikuti Presiden Donald Trump di Washington National Cathedral, 21 Januari 2025.-CHARLY TRIBALLEAU-AFP-

’’Dia (Uskup Budde, Red) membawa gereja ke politik. Nadanya jorok dan enggak pintar,’’ sembur Trump. ’’Orang yang menyebut diri Uskup dan berkhotbah pada kebaktian nasional itu, adalah aktivis radikal kiri dan Trump-hater,’’ kata Trump.

Bahkan, Trump juga menyerang jalannya kebaktian tersebut. ’’Di luar khotbah itu, kebaktian itu bikin bosan. Tidak menginspirasi. Dia dan gerejanya harus minta maaf ke publik,’’ tulis Trump. 

Nah, permintaan maaf itulah yang ditolak Budde. ’’Saya sudah meminta dengan sangat lembut agar Presiden punya rasa welas asih,’’ kata Budde.

BACA JUGA:Setelah Dilantik, Trump Tegaskan Hanya Ada 2 Gender

BACA JUGA:Resmi Dilantik, Trump Akan Usir Imigran Gelap dan Perangi Kartel

Welas asih itu, tentu sejalan dengan ajaran Kristiani yang diimani Budde. Juga Trump. Sebab, agama tersebut mengajari umatnya untuk selalu mengasihi sesama. Bahkan, pada orang-orang yang terpinggirkan atau mereka yang kurang beruntung.

Kategori :