Untuk saat ini, pengumuman tersebut hanyalah sebuah proposal dan harus disetujui oleh semua negara anggota Uni Eropa untuk secara resmi diberlakukan.
Penggunaan perangkat game dalam operasi militer bukanlah hal baru. Selain contoh di atas, militer di berbagai negara telah memanfaatkan perangkat game untuk berbagai keperluan. Mulai dari pelatihan hingga operasi lapangan.
Namun, dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama terkait konflik di Ukraina, perhatian terhadap potensi penggunaan perangkat itu dalam operasi militer semakin meningkat.
Uni Eropa berharap bahwa dengan memberlakukan larangan tersebut, mereka dapat mengurangi kemampuan militer Rusia dalam memanfaatkan teknologi yang awalnya dirancang untuk hiburan.
Namun, efektivitas langkah itu masih dipertanyakan. Mengingat ketersediaan perangkat serupa dari negara lain dan melalui pasar gelap.
Selain itu, langkah itu juga menyoroti tantangan dalam mengatur teknologi yang memiliki aplikasi ganda. Baik untuk sipil maupun militer.
Dengan semakin majunya teknologi, batas antara perangkat untuk hiburan dan alat militer menjadi semakin kabur. Menimbulkan tantangan baru dalam regulasi dan pengawasan.
Keputusan akhir mengenai proposal itu akan sangat bergantung pada diskusi dan kesepakatan di antara negara-negara anggota Uni Eropa.
Sementara itu, komunitas internasional akan terus memantau perkembangan itu dan dampaknya terhadap dinamika konflik yang sedang berlangsung. (*)