5 Kebiasaan Unik Menyambut Ramadan Ini Hanya Ada di Indonesia

Selasa 25-02-2025,12:30 WIB
Reporter : Khoirun Nisa'i Astutik
Editor : Heti Palestina Yunani

Tradisi ini menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antarwarga serta menanamkan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan kepedulian sosial sebelum menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.

2. Nyadran atau Ziarah Kubur

Sebelum Ramadan tiba, masyarakat di berbagai daerah seperti Jawa dan Sumatra melakukan tradisi nyadran atau ziarah kubur. Mereka membersihkan makam keluarga, menaburkan bunga, dan mendoakan arwah leluhur.
Sebelum Ramadan tiba, masyarakat di berbagai daerah seperti Jawa dan Sumatra melakukan tradisi nyadran atau ziarah kubur. Mereka membersihkan makam keluarga, menaburkan bunga, dan mendoakan arwah leluhur. --Facebook

BACA JUGA: 6 Tip Berpuasa Sehat dan Aman saat Ramadan untuk Penderita Maag dan GERD, Gangguan Lambung Minggat!

Tradisi ini mencerminkan nilai kekeluargaan dan penghormatan kepada orang yang telah meninggal. Nyadran berasal dari kata sraddha dalam bahasa Sanskerta yang berarti penghormatan kepada leluhur.

Tradisi ini sudah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi bagian dari akulturasi budaya Hindu-Buddha dengan ajaran Islam di Indonesia. Bagi masyarakat Jawa, Nyadran bukan hanya sekadar ritual keagamaan.

Tetapi juga bentuk pengingat akan asal-usul keluarga dan refleksi diri menjelang bulan suci. Biasanya, Nyadran dilakukan beberapa hari atau bahkan beberapa minggu sebelum Ramadan.

BACA JUGA: 10 Tradisi Khas Ramadan di Berbagai Negara di Dunia

Anggota keluarga berkumpul di makam leluhur untuk membersihkan area makam dari rumput liar, mengganti nisan yang rusak, dan merapikan lingkungan sekitarnya. Selain itu, beberapa daerah juga melengkapi tradisi ini dengan mengadakan tahlilan.

Juga dengan pembacaan surat Yasin sebagai bentuk penghormatan dan permohonan ampun bagi arwah yang telah berpulang. Selain ziarah, nyadran juga sering diiringi dengan tradisi kenduri atau selamatan, di mana keluarga besar berkumpul untuk menyantap hidangan bersama.

Makanan khas yang disajikan dalam kenduri ini bervariasi di setiap daerah, tetapi umumnya mencakup nasi tumpeng, ingkung ayam, jenang, dan aneka jajanan tradisional.

BACA JUGA: Mempersiapkan Diri untuk I’tikaf: Langkah Awal Sebelum Ramadan

Kenduri ini tidak hanya menjadi sarana berbagi berkah, tetapi juga mempererat tali silaturahmi di antara anggota keluarga dan masyarakat sekitar. Dalam perkembangan zaman, tradisi nyadran tetap lestari meskipun mengalami beberapa perubahan.

Di beberapa daerah, ziarah dilakukan secara lebih sederhana, tetapi esensi dan maknanya tetap dijaga. Nyadran bukan sekadar ritual, tetapi juga menjadi refleksi spiritual sebelum memasuki bulan Ramadan, agar setiap individu lebih siap dalam menjalankan ibadah dengan hati yang bersih dan penuh kesadaran.

3. Dugderan di Semarang

Kota Semarang memiliki tradisi dugderan, sebuah perayaan khas yang menandai datangnya Ramadan. Acara ini meliputi arak-arakan, tabuhan bedug (dug-dug), serta penyalaan petasan (der-der).
Kota Semarang memiliki tradisi dugderan, sebuah perayaan khas yang menandai datangnya Ramadan. Acara ini meliputi arak-arakan, tabuhan bedug (dug-dug), serta penyalaan petasan (der-der). --Pemkot Semarang

Kategori :