Tetapi ada juga yang memilih mengadakan pertemuan di tempat wisata, seperti pantai, pegunungan, atau saung-saung di pedesaan. Makanan yang disajikan dalam tradisi ini beragam.
BACA JUGA: Mengenal Mindful Eating Menjelang Ramadan untuk Puasa Lebih Sehat
Mulai dari menu khas Sunda seperti nasi liwet, ikan bakar, ayam goreng, lalapan, hingga aneka kue tradisional. Dalam beberapa keluarga, munggahan dilengkapi dengan tahlilan atau doa bersama sebagai bentuk syukur dan permohonan kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa.
Selain di lingkungan keluarga, munggahan dilakukan di kantor, sekolah, dan komunitas masyarakat. Biasanya, rekan kerja atau teman-teman sekolah mengadakan acara makan bersama sebagai bentuk kebersamaan sebelum Ramadan dimulai.
Dalam lingkungan pesantren, munggahan juga menjadi momen penting bagi para santri yang mana mereka mendapatkan wejangan dari para kiai mengenai pentingnya meningkatkan ibadah dan menjaga akhlak selama bulan suci.
BACA JUGA: Cara Mengatur Keuangan agar Ramadan dan Lebaran Tetap Hemat
Dengan suasana penuh kehangatan dan kebersamaan, munggahan menjadi salah satu tradisi yang terus dipertahankan oleh masyarakat Jawa Barat. Lebih dari sekadar makan bersama, tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, saling memaafkan, serta kesiapan untuk menyambut bulan Ramadan dengan hati yang bersih dan penuh keikhlasan.
5. Tradisi Malamang di Minangkabau
Di Sumatra Barat, masyarakat Minangkabau memiliki tradisi malamang, yaitu memasak lemang (ketan dalam bambu) sebagai simbol kebersamaan dan berbagi rezeki menjelang Ramadan.
Di Sumatra Barat, masyarakat Minangkabau memiliki tradisi malamang, yaitu memasak lemang (ketan dalam bambu) sebagai simbol kebersamaan dan berbagi rezeki menjelang Ramadan. --Pinterest
Tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun dan menjadi bagian dari warisan budaya yang terus dijaga oleh masyarakat Minangkabau. Malamang berasal dari kata lamang, yang berarti lemang, makanan khas yang terbuat dari beras ketan yang dicampur santan dan dimasukkan ke dalam bambu, lalu dibakar di atas bara api.
BACA JUGA: Hotel Holiday Inn Express Sajikan Menu Bertema Arabic Lamb Spesial Ramadan
Proses memasak lemang ini tidak hanya sekadar kegiatan kuliner, tetapi juga menjadi ajang berkumpul bagi keluarga dan tetangga. Biasanya, para pria bertugas mencari bambu dan menyiapkan api, sementara para wanita menyiapkan bahan-bahan.
Seperti beras ketan, santan, dan daun pisang untuk membungkus lemang. Selain menjadi simbol kebersamaan, tradisi malamang juga memiliki makna religius. Lemang yang dihasilkan biasanya dibagikan kepada tetangga, keluarga, dan kaum dhuafa sebagai bentuk sedekah menjelang Ramadan.
Hal ini mencerminkan nilai gotong royong dan kepedulian sosial yang kuat dalam budaya Minangkabau. Di beberapa daerah, malamang juga dikaitkan dengan peringatan hari besar Islam, seperti Maulid Nabi atau peringatan para ulama Minangkabau.
Tradisi ini menjadi bukti bahwa masyarakat Minangkabau tidak hanya menjaga kekayaan kuliner mereka, tetapi juga memadukannya dengan nilai-nilai spiritual dan sosial yang mendalam.
BACA JUGA: Isra Miraj Malam Ini! Berikut 7 Amalan Sunnah 27 Rajab Yang Harus Kamu Ketahui