HARIAN DISWAY - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana baru terkait mata uang kripto pada Minggu, 2 Februari 2025, siang waktu setempat.
Dalam pernyataannya, ia menyebutkan lima mata uang kripto yang sedang dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam cadangan strategis (strategic reserve) baru AS.
Menurut laporan AFP (Agence France-Presse), Trump mengungkapkan bahwa langkah ini bertujuan untuk menjadikan AS sebagai pusat utama industri kripto dunia.
Dalam unggahan di media sosialnya, Truth Social, Trump mengungkapkan bahwa kelompok kerja yang dibentuk setelah menjabat kini sedang mempersiapkan cadangan strategis tersebut.
BACA JUGA:Tarif Impor Donald Trump Ancam Industri Game, ESA Minta Pembatalan
Rencana ini mencakup lima mata uang kripto, dengan tiga di antaranya adalah mata uang berkapitalisasi menengah: XRP, Solana, dan Cardano.
Pasar kripto merespons cepat pernyataan Trump. Nilai XRP naik sekitar 34 persen pada pukul 13.00 waktu setempat di Washington. Sementara itu, Solana mengalami kenaikan sekitar 22 persen dan Cardano melesat lebih dari 63 persen.
Tak lama setelah unggahan pertama, Trump kembali membuat pernyataan dengan menyebut bahwa dua mata uang kripto utama, Bitcoin dan Ethereum, akan menjadi inti dari cadangan strategis AS.
BACA JUGA:IHSG Melemah, Dampak Kebijakan Tarif Timbal Balik Trump
Pernyataan ini kembali mengerek harga Bitcoin dan Ethereum, yang masing-masing naik lebih dari 10 persen dan 12 persen.
Secara keseluruhan, pengumuman ini memicu reli besar di pasar kripto, yang sebelumnya mengalami penurunan akibat ancaman tarif perdagangan dari Trump dan skandal terbaru di sektor aset digital.
Pengumuman ini langsung mempengaruhi pasar dan menyebabkan lonjakan harga pada lima mata uang digital yang disebutkan.
BACA JUGA:Trump Terapkan Tarif Impor Baja dan Aluminium 25 Persen, Perang Dagang Dimulai?
Menurut laporan Reuters, Geoff Kendrick, seorang analis di Standard Chartered, menargetkan harga Bitcoin mencapai US$ 500.000 (Rp8,29 miliar) sebelum Trump meninggalkan jabatannya.
Sebelumnya, Trump secara aktif mendekati komunitas kripto untuk mendapatkan dukungan. Berbeda dengan pendahulunya, Joe Biden, yang lebih memilih mengawasi industri kripto dengan ketat karena khawatir akan risiko penipuan dan pencucian uang.