HARIAN DISWAY - Warga Ukraina marah dan terkejut setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk menangguhkan semua bantuan militer ke Ukraina.
Langkah ini dianggap menguntungkan Rusia, sementara sekutu Moskow, seperti Korea Utara dan Iran, terus memberikan dukungan militer, seperti kata Denys Kazansky, komentator media Ukraina yang dikutip dari AFP (Agence France-Presse). Keputusan ini diambil setelah pertemuan Oval Office dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dimana Trump menekan Kyiv agar menerima kesepakatan damai untuk mengakhiri invasi Rusia. BACA JUGA:Pasca Debat Panas dengan Zelensky, Trump Hentikan Bantuan Militer AS ke Ukraina Oleksandr Merezhko, anggota parlemen Ukraina sekaligus ketua komite urusan luar negeri, menyebut keputusan Trump sangat mengejutkan. "Hingga saat terakhir, saya berharap Trump tidak akan melakukan ini karena dia ingin tetap populer, dan langkah semacam ini pasti akan menimbulkan reaksi negatif," ungkapnya seperti dilansir dari ABC News. "Trump membantu Putin membunuh warga Ukraina," imbuhnya. BACA JUGA:Zelensky Tegaskan Ukraina Siap Tandatangani Kesepakatan Mineral Dengan AS Sementara itu, Benjamin Haddad, Menteri Delegasi Prancis untuk Eropa, menegaskan bahwa penghentian bantuan AS justru menjauhkan perdamaian. Igor Romanenko, analis militer Ukraina, memperkirakan bahwa negara-negara Eropa akan terus mendukung Kyiv, tetapi bantuan tersebut tidak akan cukup menggantikan suplai militer dari AS. "Itulah sebabnya kita harus mengandalkan kekuatan dan cadangan kita sendiri. Ini tidak berarti kita harus putus asa," ucapnya dilansir dari AFP. BACA JUGA:Zelensky Kesal Perundingan AS-Rusia di Saudi Tak Libatkan Ukraina "Semua orang yang menuntut perdamaian dari kami mengabaikan fakta bahwa harga perdamaian kami akan lebih tinggi daripada harga perang kami," kata Pavlo Kazarin, seorang jurnalis dan komentator yang bergabung dengan militer dikutip dari AFP. Di sisi lain, Iryna Gerashchenko, anggota parlemen oposisi Ukraina, mengatakan bahwa Kyiv perlu memperbaiki hubungan dengan Washington. "Terlepas dari semuanya, kita harus melanjutkan komunikasi dengan Amerika Serikat," tulisnya di media sosial. BACA JUGA:Trump Salahkan Zelenskyy atas Perang Ukraina, Dukung Tuntutan Rusia Bloomberg melaporkan, semua peralatan militer AS yang saat ini tidak berada di Ukraina akan dihentikan sementara. Termasuk senjata yang sedang dalam perjalanan di pesawat dan kapal atau yang sedang menunggu di area transit di Polandia. Trump telah mengintruksikan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth untuk segera mengeksekusi perintahnya. BACA JUGA:Rusia dan AS Sepakat Bentuk Tim Negosiasi untuk Akhiri Perang Ukraina Dua pejabat AS mengungkapkan bahwa sekitar 90% dari peralatan militer yang dijanjikan melalui Presidential Drawdown Authority (PDA) telah dikirim, termasuk rudal Javelin dan amunisi penting lainnya. Namun, banyak kendaraan lapis baja masih dalam proses perbaikan dan diperkirakan baru siap dikirim dalam beberapa bulan mendatang. Aliran senjata dari AS ke Ukraina masih akan berlanjut melalui kontrak dengan perusahaan pertahanan Amerika. BACA JUGA:Trump Umumkan Rencana Pertemuan Antar Perwakilan Rusia, Ukraina, dan AS di Munich Untuk Negosiasi Perdamaian Sebagian besar kontrak ini telah dibayar, meskipun pemerintahan Trump masih bisa menghambat pengirimannya. Namun, belum jelas peralatan mana yang akan dibekukan oleh Gedung Putih. Malcolm Chalmers dari Royal United Services Institute di Inggris mencatat bahwa AS kini hanya menyumbang 20% dari total bantuan militer ke Ukraina, sementara 25% berasal dari Eropa dan 55% diproduksi secara domestik. Namun, meskipun Ukraina telah menghadapi penghentian bantuan sebelumnya, keputusan terbaru ini akan memberikan dampak yang lebih besar dalam jangka panjang. BACA JUGA:Pasuan Korea Utara Berseragam Rusia untuk Sembunyikan Identitas pada Perang Ukraina-Russia Pasalnya, meski jumlah bantuan AS hanya 20% dari total, kontribusinya tetap yang paling krusial dan mematikan dalam mempertahankan pertahanan Ukraina.(*) *) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.Respons Ukraina Setelah Trump Bekukan Semua Bantuan Senjata: Anda Membantu Rusia Membantai Rakyat Kami
Rabu 05-03-2025,00:30 WIB
Reporter : Shabrina Wa Zakiah*
Editor : Taufiqur Rahman
Kategori :
Terkait
Kamis 17-07-2025,11:20 WIB
Ini Keuntungan dan Dampak Tarif Impor AS Jadi 19 Persen
Kamis 17-07-2025,10:46 WIB
Trump Batal Pecat Ketua Bank Sentral AS, Takut Timbulkan Kekacauan di Pasar Keuangan
Rabu 16-07-2025,18:15 WIB
Telepon Prabowo-Trump Bikin Tarif Impor AS Turun Jadi 19 Persen
Selasa 15-07-2025,22:32 WIB
Trump Sebut Capai Kesepakatan Baru dengan Indonesia Soal Tarif Lewat Sambungan Telepon dengan Prabowo
Selasa 15-07-2025,12:33 WIB
Trump Janjikan Rudal Patriot untuk Ukraina, Ancam Sanksi Ekspor Rusia
Terpopuler
Jumat 18-07-2025,13:02 WIB
Lirik dan Terjemahan 'Love Insane - Max ft. Jay ENHYPEN', Kolaborasi Manis yang Viral
Jumat 18-07-2025,19:06 WIB
Jelang Persebaya vs PSS Sleman, Eduardo Perez Sedikit Bernostalgia!
Jumat 18-07-2025,19:37 WIB
Inter Milan Mulai Kontak Man Utd untuk Sancho, Negosiasi Masih Berlangsung!
Jumat 18-07-2025,17:15 WIB
Jelang Persebaya vs PSS Sleman di Launching Game, Koko-Irianto Masih Diragukan Bermain!
Jumat 18-07-2025,18:08 WIB
Erik Ten Hag Buka Suara Soal Rumor Antony ke Bayer Leverkusen: Seperti Anak Sendiri!
Terkini
Sabtu 19-07-2025,11:44 WIB
Vonis 4,5 Tahun Tom Lembong: Tak Nikmati Keuntungan, tapi Dianggap Langgar Aturan
Sabtu 19-07-2025,11:21 WIB
Kisah Pilu Farel Prayoga: Jadi Tulang Punggung Sejak Kecil, Ayah Terjerat Judi Online, Ibu Tiri Menyiksa
Sabtu 19-07-2025,11:14 WIB
Prediksi Skor Man Utd vs Leeds United, Setan Merah Dijagokan Menang!
Sabtu 19-07-2025,11:08 WIB
Gibran Buka Suara soal Upacara HUT ke-80 RI Tidak Lagi di IKN
Sabtu 19-07-2025,10:56 WIB