BACA JUGA:Bila Cewek Merampok Driver Taksi Online
BACA JUGA:Kisah inspiratif Driver GoCar dari GoJek Surabaya Bantu Penumpang Melahirkan di Tengah Kemacetan
Kamis, 27 Februari 2025, Arif pulang sekitar pukul 23.00 WIB. Karena ranjang di kamar ditiduri Herdi, Arif tidur di lantai ruang tamu beralas tikar.
Setengah jam kemudian, tersangka terbangun, keluar kamar, melihat korban sudah tidur di lantai. ”Korban tidurnya miring kiri,” ujar Ade.
Tersangka jalan ke dapur, mengambil balok kayu besar, dibawanya ke ruang tamu. Lalu, balok dihantamkan ke kepala korban bagian pelipis kanan. Berkali-kali.
”Menurut pengakuan tersangka, hantaman balok enam kali,” ujar Ade.
BACA JUGA:Prabowo: Makan Bergizi Gratis Bukan Hanya untuk Kesehatan, Tapi Juga 'Growth Driver' Ekonomi
Pasti korban sekarat. Darah berhamburan.
Dilanjut: ”Setelah menghajar kepala korban, tersangka menghantam dada kanan korban dengan balok itu lagi. Ia memastikan korban tak bergerak lagi.”
Kemudian, tersangka menyeret tubuh korban ke kamar. Tubuh itu dibungkus tikar, digeletakkan di lantai kamar. Lalu, tersangka mengambil HP, dompet korban, dan kabur dengan motor korban.
Ade: ”Cara tersangka keluar rumah sama dengan kebiasaan korban: mengunci pintu dari dalam, lewat jendela. Kemudian, ia menutup jendela.”
Dalam perjalanan kabur, tak jauh dari TKP, masih di wilayah Kelurahan Aren Jaya, dompet dan HP dibuang tersangka. Ia lanjut kabur mengarah ke Tambun, pulang ke rumahnya.
Esoknya, tersangka tetap bekerja. Pakai motor korban. Begitu seterusnya, setiap hari.
Senin siang, 3 Maret 2025, atau empat hari kemudian, teman korban sesama tukang ojek online mendatangi rumah korban. Sebab, korban ditelepon tidak tersambung. Rumah tertutup. Terkunci dari dalam. Lampu di dalam rumah masih menyala. Ia curiga, lalu lapor ke tetangga.
Tetangga masuk rumah itu dengan cara seperti Arif masuk. Merogoh kunci lewat jendela. Tetangga dan teman masuk rumah. Bau busuk menyengat. Mereka masuk kamar, ketemu jenazah Arif. Mereka lapor polisi.