Pengembangan Teknologi Jangan Mengarah pada Dehumanisasi

Jumat 14-03-2025,22:11 WIB
Reporter : Visa
Editor : Tomy Gutomo

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Kehadiran kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) memudahkan manusia dalam berbagai hal. Di sisi lain juga melahirkan ancaman dehumanisasi. Juga telah mengubah tatanan kehidupan sosial.

Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) Ahmad Najib Burhani mengatakan, dampak teknologi langsung mengenai sendi-sendi kehidupan manusia.

“Di sini pentingnya teknologi harus diiringi dengan pemahaman kehidupan sosial masyarakat sehingga kebijakan dan arah teknologi akan jelas dikembangkan ke arah mana,” ujar Najib Burhani dalam diskusi Iftar Talk bertajuk Masa Depan Teknologi dan Ancaman Dehumanisasi yang digelar Institute for Humanitarian Islam di Jakarta Pusat, Jumat, 14 Maret 2025. 

Indonesia, kata Najib, selalu terbuka dengan perkembangan teknologi sejak era Presiden Soekarno. Ia mencontohkan, saat negara tetangga belum mengembangkan satelit, Indonesia sudah punya satelit Palapa. 

BACA JUGA:Imunitas Jaksa Perlu Dievaluasi, Ketua BEM FH UBK Serukan Keseimbangan

BACA JUGA:Ray Rangkuti Soroti Kesenjangan Perlindungan Hukum bagi Pejabat dan Rakyat

Begitu juga di bidang nuklir. Indonesia sudah lama berupaya mengembangkan teknologi nuklir yang digawangi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Indonesia juga telah lama mengembangkan riset teknologi melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Juga ada LAPAN hingga industri pesawat terbang yang digawangi B.J. Habibie lewat Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia.

BACA JUGA:Bupati Ngawi Ngantor di Mall Pelayanan Publik, Warga Bisa Langsung Mengadu

BACA JUGA:Buntut Investasi Fiktif, 13 WNA Tertangkap

Hal senada disampaikan Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Sonny Hendra Sudaryana. Ia hadir mewakili Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria. Sony menjelaskan bahwa teknologi ke depan harus dikembangkan dengan basis ramah nilai-nilai kemanusiaan. 

Komdigi, kata Sony, terus berkomitmen memperluas akses internet di seluruh Indonesia. Meski begitu, situasi ini juga secara tak langsung menguntungkan  perusahaan teknologi berskala besar  karena bisa mendapatkan database pengguna dengan sangat mudah. 

"Ketika teknologi masuk di desa-desa, yang pertama kali senang siapa? Jelas perusahaan-perusahaan besar teknologi karena mereka secara otomatis memperoleh banyak data dari platform yang diakses oleh masyarakat," jelas Sonny.

BACA JUGA:Kemenag Targetkan Dana BOP dan BOS Cair sebelum Lebaran 2025, Berikut Tahapannya

BACA JUGA:Konjen RRC Di Surabaya Jalin Kerja Sama dengan PWNU Jatim, Beri Bantuan 200 Paket Sembako

Diskusi yang dipandu oleh Ketua PBNU Savic Ali ini juga menghadirkan Praktisi Teknologi Syafiq Pontoh. Syafiq yang juga  founder Profetix menjelaskan tentang karakter kehidupan manusia yang berubah seiring perkembangan teknologi. 

Kategori :