HARIAN DISWAY - Tidur adalah salah satu tanda kekuasaan Allah Swt. Berkah itu diberikan kepada manusia sebagai bentuk kasih sayang-Nya.
Selain berfungsi sebagai istirahat, tidur yang teratur juga berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Juga meningkatkan produktivitas.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan." (QS. Ar-Rum: 23)
Dalam Islam, Rasulullah Saw telah memberikan tuntunan mengenai pola tidur yang baik dan bermanfaat bagi kesehatan jasmani maupun rohani.
Dengan mengikuti sunnah tidur, kita tidak hanya mendapatkan manfaat fisik. Tetapi juga keberkahan dari Allah SWT.
BACA JUGA:Bagaimana Mengatur Pola Tidur agar Tetap Bugar di Bulan Ramadan?
BACA JUGA:Kenapa Tidur setelah Sahur Lebih Nikmat daripada Tidur Malam?
Waktu Tidur yang Dianjurkan
Rasulullah Saw menganjurkan umatnya untuk tidur setelah salat Isya agar bisa bangun lebih awal untuk salat Tahajud.-Andrii Lysenko-Getty Images
1. Tidur Siang (Qailulah)
Tidur siang yang dikenal sebagai qailulah merupakan sunnah yang dianjurkan. Karena dapat meningkatkan energi dan produktivitas. Rasulullah SAW juga melakukannya untuk mendukung ibadah malam hari.
Hadis dari Anas bin Malik RA menyebutkan: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa tidur di siang hari. Kemudian ia beribadah di malam hari." (HR. Bukhari dan Muslim)
Manfaat qailulah telah terbukti secara ilmiah. Di antaranya meningkatkan konsentrasi, mengurangi stres, serta menjaga kesehatan jantung.
BACA JUGA:Rekomendasi Lagu Pengantar Tidur untuk Kurangi Insomnia
2. Tidur Awal di Malam Hari
Rasulullah Saw menganjurkan umatnya untuk tidur setelah salat Isya. Agar bisa bangun lebih awal untuk salat Tahajud atau sahur.
Hadis dari 'Aisyah RA menyebutkan: "Rasulullah Saw tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam, lalu beliau melakukan salat." (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain itu, Rasulullah Saw juga melarang umatnya begadang tanpa alasan yang jelas. Sebagaimana dalam hadis: "Tidak ada obrolan (setelah salat Isya) kecuali bagi orang yang sedang salat atau orang yang berpergian.” (HR. Tirmidzi)