HARIAN DISWAY - Liam Lawson menjalani awal musim yang buruk bersama Red Bull Racing setelah GP China
Pembalap berusia 22 tahun asal Selandia Baru tersebut finis di posisi ke-12 pada GP China yang berlangsung di Shanghai International Circuit, hari Sabtu, 22 Maret 2025.
Itupun karena ada duo Ferrari (Lewis Hamilton & Charles Leclerc) yang didiskualifikasi dan Pierre Gasly yang dianggap tidak memenuhi standar FIA setelah pemeriksaan akhir balapan. Namun, hasil tersebut tetap tidak cukup untuk membawa Liam ke zona poin.
Bahkan, ada isu yang menyebutkan bahwa Yuki Tsunoda, pembalap Racing Bulls, siap menggantikannya di balapan Suzuka nanti. Lalu kursinya akan diberikan kepada Franco Colapinto
Namun, di tengah derasnya isu tersebut, Christian Horner, sang team principal Red Bull Racing, justru membelanya. Mengatakan bahwa mobilnya memang sulit dikemudikan.
BACA JUGA:Mesin V10 Siap Comeback ke F1? FIA Buka Peluang untuk Nostalgia Epik
BACA JUGA:F1 Kehilangan Sosok Ikonik, Eddie Jordan Meninggal Dunia
"Mari kita ingat baik-baik di mana Checo (Sergio Perez) finis sebagai runner-up klasemen dua tahun lalu," ujar Horner soal performa Liam Lawson lewat RacingNews365.com .
Horner sendiri mencoba membuat Liam nyaman untuk mengemudikan mobil tersebut layaknya sang juara bertahan, Max Verstappen.
"Mobilnya sulit dikendalikan, tetapi Max bisa mengatasinya," ujar Horner soal Verstappen yang tampil impresif
Red Bull diperkirakan akan membawa pembaruan (upgrade ) guna membuat mobil lebih cepat sekaligus meningkatkan kenyamanan Liam dengan gaya kemudi yang dibutuhkan untuk kendaraan tersebut.
Horner Yakin Liam Punya Potensi
"Saya yakin Liam punya potensi," kata Horner. Ia menambahkan bahwa talentanya itu tertutupi oleh mobil yang masih liar bak banteng di logo tim mereka tersebut
"Anak itu mendapat sorotan media terus-menerus. Hal ini memberikan tekanan batin yang berlebihan," ujar Horner tentang alasan media yang menyebabkan performa buruk Liam.
BACA JUGA:CEO F1 Bertemu PM Thailand, Balapan Jalanan di Bangkok Makin Nyata
BACA JUGA:FIA Perketat Uji Defleksi Sayap Belakang, Berlaku Mulai GP Tiongkok 2025