HARIAN DISWAY - Mendekati Lebaran Idulfitri 2025 Masehi/1446 Hijriah, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo HR Muhammad Syafii dengan tegas menolak aksi meminta Tunjangan Hari Raya (THR) secara paksa dari pihak mana pun.
Menurut Romo Syafii, aksi meminta sesuatu, terlebih lagi secara paksa bukanlah bagian dari budaya umat Islam.
“Itu jelas bukan budaya kita. Agama tidak mengajarkan hal itu. Karenanya, tidak seharusnya dilakukan. Kita tolak itu,” tegas Romo Syafii pada Rabu, 26 Maret 2025 di Jakarta.
Agama Islam, sambungnya, mengajarkan kita untuk memberi, bukan meminta. Sebab tangan di atas (memberi) itu jauh lebih baik daripada tangan di bawah (meminta).
BACA JUGA:Menag Lepas Rombongan Mudik Gratis Kemenag 2025, Berangkatkan 700 Orang Pemudik ke Kampung Halaman
BACA JUGA:Bantu Kenyamanan Pemudik, Kemenag Siapkan 6 Ribu Lebih Posko Masjid Ramah di Jalur Mudik
Lebih lanjut, Romo Syafii menjelaskan, budaya kita sebagai umat Islam sejak zaman dulu adalah saling memberi atau bersikap peduli. Termasuk di dalamnya adalah ketika Lebaran atau hari raya Idulfitri.
Romo Syafii memberikan contoh dirinya yang setiap Lebaran Idulfitri menyiapkan uang khusus guna diberikan pada cucu, anak-anak sekitar rumah, serta tetangga yang membutuhkan.
“Ini juga dilakukan sekaligus mendidik anak untuk peduli dan mau berbagi,” lanjut Romo Syafii.
Romo Syafii menegaskan, memberi adalah suatu hal yang positif. Kemudian puasa melatih umat Islam untuk memiliki kepedulian terhadap orang lain. Sehingga dari sana, lahir pribadi-pribadi yang dermawan.
BACA JUGA:Siapkan Dana 230 Miliar, Kemenag Targetkan BOS dan PIP Santri Tahap I Cair sebelum Lebaran
BACA JUGA:Pendaftaran Beasiswa BIB Kemenag 2025 Dibuka, Simak Jadwal dan Persyaratannya!
“Kedermawanan penting agar harta tidak hanya bergulir di kalangan orang-orang kaya saja. Ada pemerataan,” terang Romo Syafii.
Dalam Al-Risalah Al-Qusyairiyyah karya Abu al-Qasim al-Qusyairi, tertulis salah satu riwayat dari Aisyah RA yang menyebutkan kalau Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
السخيّ قريب من الله تعالى، قريب من الناس، قريب من الجنة، بعيد عن النار. والبخيل بعيد من الله تعالى، بعيد من الناس، بعيد من الجنة، قريب من النار. والجاهل السخيّ أحب إلى الله تعالى من العابد البخيلArtinya: “Orang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sebaliknya, orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka. Orang bodoh yang dermawan lebih disukai oleh Allah daripada ahli ibadah yang kikir.”