Performative Activism; Generasi Muda Benar-Benar Peduli atau Cuma Ikuti Tren?

Rabu 16-04-2025,14:30 WIB
Reporter : Firna Novelia Sari*
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Sering sekali rasanya melihat unggahan poster-poster yang menyuarakan tentang isu-isu yang nyata dan darurat. Entah itu isu sosial, politik, budaya, generasi muda selalu sedia untuk menunjukkan solidaritas dan kepedulian mereka melalui update di sosial media.

Apa Itu Performative Activism?

Menurut A.F. Thimsen, performative activism berarti aksi yang dangkal dan tidak efektif dalam mendukung isu-isu yang menyuarakan keadilan sosial. Yang mana hanya berfungsi untuk membangun dan mempromosikan image individu.

Membangun branding atau self image dalam media sosial bukanlah hal yang baru. Aktivisme performatif ini bisa dilakukan oleh siapa saja baik dengan maksud menciptakan image diri maupun bermaksud dengan tulus untuk berupaya.

BACA JUGA: Tempo Sempat Dapat Ancaman dari Media Sosial Sebelum Diteror dengan Bangkai Tikus Terpenggal

Bentuk Performative Activism di Dunia Maya

Contoh performative activism yang dilakukan banyak orang adalah mengunggah poster di Instagram dengan meggunakan fitur "Stiker Balasan Anda" yang mana per-poster saja bisa dibagikan oleh puluhan ribu pengguna Instagram.
Turun ke lapangan merupakan aksi nyata memperjuangkan suatu isu.--

Cara lain yang populer yaitu mengganti foto profil akun media sosial dengan simbol perjuangan suatu isu. Bisa juga dengan mengganti bio akun dengan tagar atau seruan tertentu seperti tagar #BlackLivesMatter tahun 2020 silam, konflik Hamas/Israel, maupun Police Violence.

Dengan kemudahan aktivisme yang bisa dilakukan hanya dengan menggerakkan jari, ini menimbulkan pertanyaan dan diskusi mengenai moral dan dampak bentuk aktivisme yang satu ini. 

BACA JUGA: Homeless Media: Dari Media Sosial ke Sumber Berita

Mengapa Performative Activisim Jadi Negatif?

Alexa, penulis di Global Brigades, menekankan bahwa performative activism di media sosial sering kali mengalihkan fokus khalayak dari isu utama dan justru menjadikannya sebagai tren semata.

Hal ini bisa dilihat dengan tren harian di X yang menunjukkan tagar yang banyak digunakan oleh user, ataupun topik diskusi yang sedang hangat dibicarakan, seolah-olah isu yang nyata ini merupakan gosip semata.

Masih dalam topik tren, di Instagram, para pengguna membagikan unggahan-unggahan infografis maupun reels mengenai isu terkait yang mana hanya bertahan selama 24 jam. 

BACA JUGA: Bawaslu Bangkalan Edukasi Jurnalis dan Pegiat Media Sosial

Upaya ini juga tidak selalu tepat mengenai sasaran. Contohnya aktivis penggalak pemanasan global yang melempar sup pada lukisan Van Gogh dan memblokir jalan raya.


Performative activism bisa membahayakan diri sendiri dan merugikan orang lain.--

Dengan cara ini, pesan yang ingin mereka suarakan tidak bisa tersampaikan karena motivasi mereka yang salah dan metode penyampaian pesan mereka pun kurang tepat.

Identifikasi Motif Anda

Kategori :