Kenapa Orang Suka Nonton Video ASMR? Ini Penjelasannya!

Minggu 20-04-2025,17:00 WIB
Reporter : Pingki Maharani*
Editor : Heti Palestina Yunani


Kreator ASMR pun makin kreatif, menggabungkan seni visual, storytelling, dan teknik audio untuk menciptakan pengalaman mendalam bagi penontonnya. --Pinterest

BACA JUGA: Sinopsis Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis, Angkat Isu Kesehatan Mental dan KDRT

Dalam konteks dunia digital yang sering membuat orang merasa terasing, ASMR menjadi bentuk kenyamanan sosial yang tidak menghakimi.

Konten ASMR juga memiliki karakteristik ‘aman’ yang membuatnya menarik. Tidak ada kebisingan, tidak ada konflik, hanya suara lembut yang berulang. Ini menjadi pelarian bagi banyak orang dari tekanan sehari-hari, baik itu masalah pekerjaan, overthinking, atau gangguan tidur.

Bahkan, beberapa penderita insomnia mengandalkan ASMR sebagai ritual tidur malam mereka. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua orang bisa merasakan sensasi khas ASMR.

BACA JUGA: Bahagia Dimulai dari Diri Sendiri: Tips Meningkatkan Self-Love dan Self-Acceptance

Bagi sebagian orang, suara seperti bisikan atau kunyahan justru mengganggu. Ini disebut sebagai misophonia, kondisi di mana suara tertentu bisa memicu rasa tidak nyaman atau marah. Jadi, efek ASMR sangat tergantung pada preferensi dan sensitivitas masing-masing individu.

Fenomena ASMR juga membuktikan bahwa kebutuhan untuk merasa nyaman, didengarkan, dan dipeluk secara emosional bisa datang dari hal-hal kecil.

Video ASMR bukan hanya konten hiburan; ia menjelma menjadi alat bantu kesehatan mental, walaupun tidak semua orang menyadarinya.


Konten ASMR juga memiliki karakteristik aman yang membuatnya menarik--Pinterest

BACA JUGA: 4 Cara Mudah Jaga Lingkungan, Mulai dari Diri Sendiri

Kreator ASMR pun makin kreatif, menggabungkan seni visual, storytelling, dan teknik audio untuk menciptakan pengalaman mendalam bagi penontonnya. Di balik itu semua, muncul pula kritik tentang bagaimana ASMR menjadi ladang monetisasi.

Beberapa pihak menilai bahwa keintiman yang ditawarkan bisa disalahartikan atau dimanfaatkan secara tidak etis. Namun, mayoritas komunitas ASMR tetap menjaga etika dan fokus pada tujuan awal: membantu orang merasa lebih baik.

Tak bisa dimungkiri, ASMR telah membentuk subkultur baru di internet. Dari konten sederhana hingga produksi profesional, dari video iseng menjadi terapi alternatif.

BACA JUGA: Buku Hening Bening: Diri Sendirilah Penyembuh Itu

Ia mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang, tapi bagi yang merasa terbantu, ASMR adalah bentuk kehangatan yang bisa diakses kapan saja.

Kategori :