HARIAN DISWAY- Taman Safari Indonesia akhirnya angkat suara. Yakni terkait isu eksploitasi dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pihaknya pada pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI).
"Seluruh pemain Oriental Circus Indonesia bukan karyawan Taman Safari Indonesia dan karyawan Taman Safari Indonesia bukan karyawan Oriental Circus Indonesia," tegasnya dikutip dari laman resmi tamansafari.com, Jumat 18 April 2025.
Kemudian, berikut adalah poin-poin yang disampaikan oleh pihak Taman Safari pada klarifikasi tersebut:
- Taman Safari Indonesia berbeda dengan OCI. Taman Safari Indonesia bergerak di bidang konservasi satwa dan taman rekreasi edukatif untuk semua umur sedangkan OCI yang merupakan kelompok sirkus yang melakukan pertunjukan secara berpindah-pindah tempat.
- TS telah berdiri pada 1981 dengan nama PT Africa Lion Safari lalu berubah menjadi Taman Safari sejak 1990. Sedangkan, OCI berdiri dan aktif beroperasi pada 1967 hingga 1997.
- Berdasarkan isu yang beredar pemain yang melaporkan dugaan pelanggaran HAM, penganiayaan, dan ekspliotasi merupakan atlet sirkus yang berada di bawah naungan OCI bukan TS.
- Taman Safari Indonesia tidak membenarkan segala bentuk kekerasan dan eksploitasi, serta Taman Safari Indonesia menjunjung tinggi penegakan HAM.
Sebelumnya, Wakil Menteri HAM Mugiyanto menerima pengakuan dari para korban kekerasan dan eksploitasi yang merupakan mantan pemain sirkus OCI.
“Komnas HAM menyarankan penyelesaian berupa pengungkapan asal-usul para mantan pemain, termasuk identitas, hubungan kekeluargaan, dan status hukum mereka,” ujar Komisioner Uli Parulian Sihombing dalam pernyataan resminya, Jumat, 18 April 2025.
BACA JUGA:Dua Eks Pemain Sirkus Taman Safari Bongkar Kisah Penyiksaan, Sempat Disetrum dan Dipasung
BACA JUGA:Pembangunan IKN Tetap Berlanjut setelah Isu Anggaran Diblokir, Segera Bangun Taman Safari
Menanggapi tudingan tersebut, Pendiri OCi sekaligus Komisaris Taman Safari Tony Sumampau menyatakan akan membawa kasus ini ke jalur hukum.
Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers yang digelar Kamis, 17 April 2025. Tony menjelaskan ada provokator yang kemudian membangkitkan narasi negatif para mantan pemain sirkus.
“Ya, di belakang semua ini memang ada sosok provokator. Kita sudah tahu siapa, karena sebelumnya dia juga sempat minta sesuatu kepada kami,” papar Tony.
Tony mengatakan dirinya sudah memiliki bukti namun belum ada kesempatan untuk bertemu secara langsung dengan para korban.
“Sebagian bukti sudah ada. Kalau mereka (anak-anak) yang kemarin itu, saya belum pernah ketemu lagi. Mungkin karena merasa malu setelah ramai bicara seperti ini,” katanya.
*) Mahasiswa magang dari UIN Sunan Ampel Surabaya