BACA JUGA: Toxic Productivity, Ketika Obsesi Menjadi Produktif Berujung Burnout
Mereka merasa harus selalu menghasilkan sesuatu yang baru, lebih baik, dan lebih cepat. Sebagian besar dari mereka tidak menyadari bahwa kelelahan yang mereka rasakan adalah akibat dari menganggap produktivitas sebagai ukuran kesuksesan hidup.
Fenomena ini tidak terbatas pada satu lokasi atau negara tertentu. Di era globalisasi dan internet, perasaan ini meluas ke seluruh dunia, terutama di kota-kota besar dengan tingkat persaingan yang tinggi.
Jakarta, New York, dan London, misalnya, menjadi tempat-tempat di mana perasaan tidak cukup produktif dan perbandingan sosial terjadi dengan intensitas tinggi.
BACA JUGA: 8 Cara Work Life Balance di Era Hybrid, Tetap Produktif Tanpa Burnout
Media sosial, yang memungkinkan kita melihat pencapaian orang lain dalam sekejap, membuat jarak antara kita dengan orang-orang yang kita anggap lebih sukses semakin terasa dekat. Hal ini menciptakan rasa cemas dan stres yang terus menggerogoti perasaan kita, seolah-olah kita selalu tertinggal.
Perasaan ini sering kali muncul di saat kita merasa sudah berusaha keras, tetapi pencapaian yang kita raih tidak cukup untuk memenuhi standar yang kita lihat pada orang lain.
Waktu seperti saat pergantian tahun, ketika banyak orang mulai merencanakan tujuan dan resolusi, juga bisa menjadi pemicu perasaan ini.
seseorang dengan pola pikir berkembang (growth mindset) tidak akan terjebak dalam perbandingan sosial. --Pinterest
BACA JUGA: Produktif! Simak 8 Lagu Karya Han Stray Kids yang Baru Berulang Tahun ke-24
Kita cenderung membandingkan pencapaian tahun lalu dengan orang lain yang terlihat lebih sukses atau lebih maju. Saat itulah perasaan kalah bisa datang begitu saja, meskipun kita sudah bekerja keras.
Di sisi lain, perasaan ini juga dapat muncul setiap kali kita merasa bahwa usaha kita tidak sebanding dengan hasil yang kita dapatkan.
Ketika kita bekerja tanpa henti, tetapi hasilnya tidak seperti yang kita harapkan atau tidak sesuai dengan yang ditunjukkan oleh orang lain, perasaan ini semakin menguat.
BACA JUGA: Ini 5 Kebiasaan Positif Agar Anda Tetap Produktif Bekerja
Mengapa kita merasa seperti ini? Salah satu jawabannya adalah bahwa produktivitas sering kali disalahpahami. Produktivitas seharusnya dilihat sebagai peningkatan kualitas kehidupan, bukan sebagai kompetisi yang berujung pada perbandingan dengan orang lain.
Seringkali, kita melupakan bahwa setiap orang memiliki jalan dan waktu yang berbeda dalam mencapai tujuan mereka. Apa yang kita lihat di media sosial hanya merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perjalanan seseorang, yang terkadang disaring dan tidak menggambarkan realitas secara utuh.