Dalam berbagai perjalanan apostolik, termasuk kunjungannya ke Indonesia pada 2024, ia memilih mobil biasa seperti Toyota Innova Zenix. Bukan tampil dengan kendaraan mewah.
3. Komitmen Terhadap Kaum Miskin dan Terpinggirkan
Kesederhanaan Paus Fransiskus tidak hanya terlihat dari gaya hidupnya. Tetapi juga dari fokus pastoralnya.
Ia secara konsisten menunjukkan keberpihakan kepada kaum miskin, migran, pengungsi, dan mereka yang berada di pinggiran.
Sebelum menjabat sebagai Paus, perhatian terhadap kaum marginal sudah menjadi ciri khas pelayanannya. Dan selama masa kepausannya, perhatian itu tidak berkurang.
BACA JUGA: Apa yang Terjadi Setelah Paus Wafat? Berikut Penjelasannya Berdasarkan Urutan Protokol Vatikan
Ia berulang kali menyuarakan keprihatinan terhadap ketimpangan global. Menyerukan umat Katolik untuk lebih peduli pada mereka yang tersisih.
Tindakan dan Ekspresi Kerendahan Hati
1. Gestur Simbolik yang Menggugah
Paus Fransiskus membasuh dan mencium kaki 12 narapidana muda di Penjara Remaja Casal del Marmo pada Kamis Putih 2023.--Vatican News
Salah satu momen paling menyentuh yang menggambarkan kerendahan hati Paus Fransiskus terjadi pada tahun 2019. Yakni ketika ia berlutut dan mencium kaki para pemimpin yang saling berseteru dari Sudan Selatan, memohon agar mereka berdamai.
Tindakan itu menunjukkan bahwa baginya, perdamaian jauh lebih penting daripada protokol atau gengsi jabatan.
BACA JUGA: Fransiskus, Paus Orang-Orang Lemah, Paus Orang-Orang Terpinggirkan, Paus Kita Semua
Pada Kamis Putih tahun 2023, ia kembali mengunjungi Penjara Remaja Casal del Marmo di Roma, tempat yang sama yang ia kunjungi pada tahun pertama kepausannya pada 2013.
Dalam Misa Perjamuan Tuhan, Paus membasuh dan mencium kaki 12 narapidana muda. Mereka terdiri dari 10 pria dan 2 wanita dari berbagai negara. Seperti Italia, Senegal, Rumania, Kroasia, dan Rusia.
Ia juga secara konsisten membasuh kaki para tahanan saat Misa Kamis Putih. Termasuk mereka yang beragama non-Katolik dan perempuan. Itu merupakan simbol kuat dari kerendahan hati dan pelayanan.
BACA JUGA: Paus Fransiskus Wafat, Berikut Nama-Nama Kandidat Kuat Penggantinya
2. Gaya Komunikasi yang Merendah
Sejak awal kepausannya, ia menetapkan nada yang bersahabat dan rendah hati. Saat pertama kali muncul di balkon Basilika Santo Petrus, ia menyapa dunia hanya dengan satu kata sederhana: “Buonasera” (“Selamat malam”).
Bukan pidato megah atau deklarasi besar, tapi sapaan yang hangat dan manusiawi.