HARIAN DISWAY – Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mengeluarkan himbauan resmi kepada seluruh paroki untuk mengikuti masa berkabung selama sembilan hari (Novemdiales) atas wafatnya Bapa Suci Paus Fransiskus.
Himbauan ini dikeluarkan menyusul kabar duka dari Vatikan mengenai berpulangnya Paus ke rumah Bapa di surga.
Dalam surat tersebut, KAJ menginstruksikan agar seluruh gereja di wilayahnya membunyikan lonceng pada Sabtu, 26 April 2025, tepat pukul 15.00 WIB.
Lonceng diminta dibunyikan selama tiga hingga lima menit, bertepatan dengan saat dilangsungkannya upacara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Hal ini dimaksudkan sebagai ungkapan duka dan doa bersama dari umat Katolik Indonesia.
BACA JUGA:Mengenal Gereja Santa Maria Maggiore, Tempat Peristirahatan Terakhir Paus Fransiskus
BACA JUGA:Paus Fransiskus: Perjuangan Sembuhkan Luka Lama Gereja
Salah satu umat lintas agama saat meletakkan buka usai melaksanakan doa untuk mendiang Paus Fransiskus di Katedral Hati Kudus Yesus, Keuskupan Surabaya, Selasa 22 April 2025.-Michael Fredy Yacob-
KAJ juga menghimbau pelaksanaan Novemdiales. Yaitu tradisi doa sembilan hari yang lazim dilakukan oleh umat Katolik untuk mendoakan orang yang telah meninggal, khususnya bagi seorang Paus. Masa Novemdiales dijadwalkan berlangsung dari 26 April hingga 4 Mei 2025.
Dalam pelaksanaannya, setiap paroki diberikan dua pilihan. Pertama, mengadakan Misa Arwah setiap hari selama sembilan hari berturut-turut. Pilihan kedua, tetap melaksanakan misa reguler dalam rangka pekan Paskah, namun dengan intensi khusus mendoakan kedamaian abadi bagi jiwa Bapa Suci Paus Fransiskus.
Selain kegiatan di paroki, para pastor juga dihimbau untuk mengajak umat di tingkat lingkungan dan wilayah mengadakan doa bersama.
Bentuk doa ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan komunitas, seperti doa rosario, ibadat sabda, atau bentuk devosi lain. Tujuannya adalah untuk menggalang doa bersama dalam suasana kedukaan dan penghormatan.
BACA JUGA:Masa Persemayaman Berakhir, Vatikan Segel Peti Paus Fransiskus Jelang Pemakaman
Paus Fransiskus dikenal luas sebagai sosok yang menekankan nilai kasih, kerahiman, dan perhatian terhadap kaum marginal. Kepemimpinannya diwarnai seruan untuk membangun gereja yang inklusif dan penuh belas kasih. Berpulangnya beliau meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia.
Dengan pelaksanaan masa berkabung ini, umat Katolik Indonesia diharapkan dapat bersatu dalam doa dan mengenang warisan iman yang telah ditinggalkan oleh Bapa Suci Paus Fransiskus.
Sampai berita ini diterbitkan, sejumlah paroki telah mengonfirmasi kesiapan mereka dalam melaksanakan himbauan tersebut. Suasana duka dan doa pun mulai terasa di berbagai gereja, mengiringi penghormatan terakhir bagi sosok yang telah memimpin Gereja Katolik selama lebih dari satu dekade.(*)