Angelo Franklyn Wijaya, Alumni Ubaya Sukses Jalankan Bisnis Action Figure

Rabu 30-04-2025,07:00 WIB
Reporter : Ilmi Bening
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Menurut Angelo bagian yang tersulit adalah mencari file untuk bentuk patungnya. Angelo harus memilah-milah gambar yang proporsinya bagus. “Prosesnya dimulai dengan mencari model 3D yang mirip dan bagus. Kemudian memilih filamen atau tipe tinta yang sesuai," ungkap pria 22 tahun itu. 

Ia lantas memasukkan file pada software slicer. "Proses selanjutnya tinggal mengatur settingan yang sesuai dan proses printing,” tambahnya.


Angelo Franklyn Wijaya dan rancangan desain Paus Fransiskus dengan menggunakan software di laptop. - Ananda Tiyas Safina - Harian Disway

BACA JUGA:Alumni Ubaya Ciptakan Inovasi Popok Bayi Ramah Lingkungan dari Pelepah Pisang dan Daun Sirih

Hingga saat ini, ia masih menggeluti pembuatan produk 3D tersebut untuk meneruskan bisnisnya setelah lulus. Angelo pun memaparkan bahwa usaha di bidang produk 3D printing tersebut sudah berlangsung selama sekitar 7 bulan. 

Ia memang sangat menyukai action figure sejak dulu. Sehingga ia gemar pula membuat banyak action figure dalam bentuk patung, gantungan kunci, sampai lampion. Bahkan objek penelitian sebagai syarat kelulusannya pun tentang patung 3D printing. 

Penelitian itu berjudul: Pengaruh Nozzle Temperature dan Bed Temperature terhadap Kekuatan Tarik Hasil Cetak 3D PLA dengan Spesifikasi Berbeda. Bahan pembuatan produk 3D printing miliknya memang terbuat dari filamen PTEG dan PLA. 

BACA JUGA:Universitas Surabaya Luncurkan Ubaya Senior Education Program

Untuk produk 3D printing yang berbentuk patung dihargai Rp 400 ribu, gantungan kunci Rp 10 ribu, dan beberapa action figure dijual sekitar Rp 50 ribu. 

Bahan produk 3D printing dengan bahan PLA lebih mudah leleh daripada PETG. Pembuatan patung Paus Fransiskus sendiri menggunakan bahan PETG supaya lebih tahan sinar UV. Produk itu tidak mudah leleh dan getas. Sehingga lebih tahan lama.  

“Dalam proses membuat action figure, saya melakukan uji kelembaban, uji daya tarik produk, sampai pengeringan filamen. Namun, bagian paling sulit dalam penelitian ini adalah merancang desain eksperimen,” kata Angelo. 


Proses pencetakan produk 3D printing untuk membuat patung mini Paus Fransiskus. - Ananda Tiyas Safina - Harian Disway

BACA JUGA:Jalan Sehat IKA Ubaya, Pererat Hubungan Alumni dan Mahasiswa

Uji kelembaban dan uji daya tarik produk memang difasilitasi oleh kampus. Hanya printer 3D painting saja yang berasal dari biaya pribadi.

Angelo mengungkapkan bahwa kini masih belum ada keinginan untuk ekspor produknya sampai keluar negeri. Sehingga pemasaran cukup di dalam negeri saja.  

Angelo menggunakan software SolidWorks dan alat cetak Bambu Studio dalam proses pembuatannya. Khusus pembuatan patung Paus Fransiskus, Angelo memberi penyangga pada bagian hidung, gigi, dan bagian bawah.

Kategori :