Tantangan Etika dan Identitas dalam Pendidikan

Kamis 01-05-2025,13:17 WIB
Oleh: Menur Kusuma*

Padahal, jika saja para pimpinan mau sedikit membuka hati dan pikiran, mereka akan menyadari bahwa masukan tidak selalu soal hal-hal yang baik dan indah saja.

Masukan yang “kurang enak” dari karyawan justru bisa menjadi dasar untuk sama-sama membenahi sistem, membangun organisasi, dan memberikan tunjangan yang memadai agar mereka tidak kehilangan aset terbaiknya.

Mungkin mereka akan menjadi perusahaan yang kokoh, bukan saja terlihat dari gedungnya yang megah tapi juga dari karyawannya yang loyal.

BACA JUGA: Kenali Perbedaan Burnout dan Boreout Agar Kualitas Kerja Tetap Optimal

Dengan demikian, situasi di mana aksi demo pada tanggal 1 Mei atau protes terhadap perlakuan tidak adil terhadap staf pendidik tidak akan terjadi di jalan-jalan.

Pentingnya terciptanya hubungan yang harmonis antara pendidik dan buruh dalam organisasi sangatlah besar, di mana penghargaan dan apresiasi terhadap kontribusi karyawan sejalan dengan aspirasi mereka untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil dan inklusif.

Penghargaan dan pengakuan atas kontribusi yang berarti merupakan kunci untuk membangun budaya kerja yang kokoh dan berkelanjutan, di mana karyawan merasa dihargai dan didengar.

BACA JUGA: 5 Cara Efektif Mengelola Emosi di Tempat Kerja

Selamat Hari Buruh!

Selamat Hari Pendidikan! (*)


Menur Kusuma

*) Esais, akademisi, doktor lulusan Ekonomi Islam Universitas Airlangga Surabaya

Kategori :