KARDINAL ITALIA Pietro Parolin tiba di Basilika Santo Petrus sebelum misa menjelang konflaf, 3 Mei 2025.-ANDREAS SOLARO-AFP-
Soal karakter calon pemimpin Gereja mendatang, Dieudonné Nzapalainga, kardinal dari Afrika Tengah menegaskan, “Kita butuh pemimpin yang berani, terus terang, mampu berbicara dengan tegas, dan mampu memegang teguh panji-panji Gereja di tengah badai zaman, di persimpangan zaman. Sehingga, kita tetap stabil di era ketidakpastian ini.’’
Konklaf kali ini bukan sekadar kontestasi politik rohani. Ini adalah ujian terbesar bagi institusi religius tertua di dunia itu. Bahwa, Gereja tidak hanya mampu bertahan di era modern, tapi juga berkembang ke arah yang lebih baik. Atau seperti dungkapkan Anne Barrett Doyle, ’’Tiga Paus terdahulu seperti menutup-nutupi pelecehan seksual oleh rohaniwan gereja. Kita tidak bisa membiarkan hadirnya Paus serupa untuk keempat kalinya.’’ (*)