HARIAN DISWAY - Di era media sosial yang penuh sorotan, momen lamaran sering menjadi ajang unjuk kreativitas dan kemewahan.
Mulai dari kejutan spektakuler di tempat publik, hingga pesta mewah dengan foto dan dekorasi bak film romantis.
Namun, tren baru mulai mencuat: quiet proposing. Sebuah pendekatan lamaran yang jauh lebih sederhana, tenang, dan personal.
Quiet proposing bukan sekadar tren minimalis. Melainkan cerminan perubahan cara berpikir generasi masa kini dalam memaknai sebuah hubungan.
Dalam quiet proposing, momen lamaran tak lagi harus diumumkan ke khalayak luas atau didokumentasikan dengan dramatis.
Cukup dilakukan secara intim. Kadang hanya berupa percakapan serius antara dua orang yang saling mencintai dan siap berkomitmen.
BACA JUGA:5 Dampak Positif Bekerja Sambil Mendengarkan Lagu
Secara sederhana, quiet proposing tidak menggunakan kejutan di tempat ramai. Tidak ada drone yang merekam dari atas. Bahkan dalam beberapa kasus tidak ada cincin.
Keserdehanaan adalah salah satu bentuk quiet proposing--kiss in paris
Pasangan hanya berbicara dari hati ke hati. Memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan dengan tenang. Fenomena itu mulai populer di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya privasi dan keautentikan dalam hubungan.
Banyak pasangan merasa bahwa momen spesial justru lebih bermakna saat tidak disaksikan khalayak umum. Mereka lebih menghargai ketulusan. Bagi mereka, itu lebih baik dibanding estetika yang ditata untuk media sosial.
BACA JUGA:Evolusi Tren Pernikahan Minimalis: Sederhana, Bermakna, dan Tak Lekang oleh Waktu
Mengapa Orang Memilih Quiet Proposing?
1. Privasi Lebih Terjaga
Tidak semua orang nyaman membagikan momen emosional mereka di depan umum. Quiet proposing menawarkan ruang pribadi bagi pasangan untuk benar-benar hadir satu sama lain.
2. Mengurangi Tekanan Sosial
Lamaran mewah seringkali dilakukan karena tekanan untuk "mengikuti tren" atau membuat sesuatu yang layak dibagikan. Quiet proposing membebaskan pasangan dari beban tersebut.