SURABAYA, HARIAN DISWAY - Akhir-akhir ini, sejumlah kawasan di Surabaya Raya selalu mendung dan kerap terjadi hujan. Padahal, sebagian besar daerah di Jatim sebenarnya sudah memasuki musim kemarau.
Selain di Surabaya Raya, hujan lebat disertai petir, angin kencang, hingga puting beliung, juga terjadi di Kabupaten Banyuwangi, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Kota Batu, Malang, Bondowoso, Jember, Blitar, Kediri, Ponorogo, dan Lumajang.
Kepala BMKG Kelas I Juanda Taufiq Hermawan mengatakan, penyebab masih terjadinya hujan pada musim kemarau tahun ini karena kondisi dinamika atmosfer saat ini menunjukkan pola konvergensi di Jatim.
Hal itu juga diperkuat oleh gangguan gelombang Equatorial Rossby, gelombang Low, dan gelombang Kelvin yang melintas dalam sepekan ke depan. Hal itu dapat memicu pertumbuhan awan hujan intensif.
”Atmosfer masih labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas, itu mendukung pembentukan awan Cumulonimbus yang signifikan. Sehingga hujan masih sering terjadi,” katanya, Senin, 12 Mei 2025.
BACA JUGA:Antisipasi Cuaca Ekstrem di Madinah, KKHI Bagikan Masker dan Oralit kepada Jamaah Haji
BNKG Juanda pun mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk wilayah Jawa Timur. Termasuk kawasan Surabaya Raya, pada periode 10–17 Mei 2025. Kendati sebagian besar wilayah di Jatim telah memasuki musim kemarau, beberapa wilayah di Jatim masih berpotensi dilanda hujan lebat disertai petir, angin kencang, hingga puting beliung.
”Cuaca ekstrem ini berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, dan pohon tumbang,” tutur dia.
BMKG Juanda mengimbau masyarakat dan instansi terkait meningkatkan kewaspadaan, terutama di daerah rawan bencana.
"Kami mengimbau agar tidak memaksakan perjalanan saat cuaca ekstrem berlangsung dan selalu mengutamakan keselamatan," tutur Taufiq. (*)