IDI Jatim: Rumah Sakit Asing Boleh Masuk, Asal ...

Sistem BPJS Kesehatan alami gangguan menyebabkan antrean panjang pasien di RSUD Dr Soewandie, Senin, 3 Maret 2025. -Humas Pemkot Surabaya-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Rencana pemerintah membuka peluang bagi rumah sakit asing beroperasi di Indonesia mendapat tanggapan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jawa Timur.
Organisasi profesi medis tersebut menyatakan tidak mempermasalahkan kehadiran rumah sakit dari luar negeri. Asalkan, keberadaannya tetap berpijak pada pemanfaatan sumber daya lokal.
Ketua IDI Jatim dr Sutrisno menilai, rumah sakit asing justru bisa menjadi pintu masuk bagi peningkatan kapasitas tenaga medis nasional. Hal itu bisa diwujudkan jika institusi medis asing tersebut membuka ruang kerjasama dan keterlibatan tenaga kesehatan lokal.
“Harapan kita adalah kalau mereka bisa bekerja sama. Saya harap mereka akan menggunakan tenaga kerja yang di sini,” ujar Sutrisno, Kamis, 24 Juli 2025.
Ia meyakini, partisipasi tenaga medis Indonesia dalam sistem operasional rumah sakit asing akan mendorong terjadinya transfer ilmu dan teknologi yang bermanfaat.
BACA JUGA:439 Rumah Sakit Rugi Rp 500 Miliar, Klaim Mandek di BPJS Kesehatan Capai 12.000 Kasus
Dengan populasi mencapai lebih dari 280 juta jiwa, Indonesia disebut Sutrisno sebagai pasar layanan kesehatan yang sangat potensial. Ia menyebut, daya tarik bisnis menjadi salah satu alasan kehadiran rumah sakit asing.
“Kita juga bisa melihat bahwa total market di Indonesia sangat luar biasa. Makanya, mereka datang ke sini dengan modal pengetahuan dan teknologi,” terangnya.
Kendati demikian, Sutrisno optimistis rumah sakit lokal mampu berkompetisi. Menurutnya, era global saat ini menuntut semua pihak untuk adaptif dan bersaing secara sehat. “Siapa pun dalam era yang bebas ini akan siap berkompetisi dan tentunya maju bersama,” tegasnya.
Namun, ia tidak menampik adanya sejumlah penolakan dari masyarakat terhadap rencana operasional rumah sakit asing. Beragam respons muncul, mulai dari rasa khawatir hingga kebingungan.
“Kalau penolakan ya kita tidak menutup mata, pasti ada. Ada yang terusik, ada yang bertanya-tanya, ada yang meragukan, bahkan ada yang bingung,” ujar Sutrisno.
BACA JUGA:439 Rumah Sakit Rugi Rp 500 Miliar, Klaim Mandek di BPJS Kesehatan Capai 12.000 Kasus
BACA JUGA:Heboh Rumah Sakit di Kalsel Dibanjiri Pasien Mabuk Kecubung, Ini Penjelasan IDI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: