Perlukah Etika Mengucapkan Tolong dan Terima kasih Kepada AI?

Kamis 15-05-2025,12:00 WIB
Reporter : Firna Novelia Sari*
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Perlakuan seperti manusia itu semakin membuat pengguna bepikir bahwa AI lebih canggih daripada yang sebenarnya. Padahal AI tidak dapat belajar seperti manusia.

BACA JUGA:Penggunaan AI dalam Penulisan: Peluang atau Ancaman bagi Sastra?

Selain itu, informasi yang diberikan tidak selalu benar. Tidak ada sumber daya manusia yang dipekerjakan untuk mengecek jawaban AI sebelum dikirimkan pada Anda. Banyak manusia yang sayangnya lupa akan hal itu.


Meskipun amat canggih, AI berpotensi memberikan informasi yang salah.--pexels

Sam Altman, CEO OpenAI, mengungkap bahwa dengan mengucapkan "tolong" dan "terima kasih" kepada ChatGPT, justru membuat perusahaan mengeluarkan puluhan jutaan dollar AS.

Gestur kesopanan itu membuat model AI bekerja lebih keras untuk memproses permintaan mereka yang mana berimbas pada semakin banyaknya daya yang digunakan. 

BACA JUGA:Bagaimana AI dapat Merusak Lingkungan?

Budaya kesopanan sudah melekat pada kehidupan manusia. Masuk akal jika gestur kebaikan itu selalu dilakukan. Bahkan pada robot sekalipun.

Tidak sulit untuk dipahami bahwa kecerdasan buatan yang telah membantu mempermudah kehidupan manusia menerima perlakuan baik dalam bentuk rasa terima kasih.(*)

*) Mahasiswi magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya.

Kategori :