BACA JUGA:Menlu AS Sebut Ukraina Harus Merelakan Wilayah Yang Dikuasai Rusia Jika Ingin Perdamaian Terjadi
Moskow diketahui mengklaim sekitar 20 persen wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang dianeksasi pada 2014, serta empat wilayah lain sejak invasi besar-besaran dimulai pada 2022.
Dalam pertemuan terbaru ini, Rusia bahkan disebut mengancam akan merebut wilayah tambahan seperti Sumy dan Kharkiv yang berbatasan langsung dengan wilayah Rusia dan sempat menjadi sasaran awal invasi.
Putin menolak datang ke Turki untuk pertemuan ini, dan hanya mengirimkan delegasi tingkat kedua. Zelensky menuding Rusia tidak serius mengikuti perundingan dan menyebut Putin “takut” untuk melakukan pertemuan langsung.
BACA JUGA:Trump Ancam Akan Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Rusia Setelah Serangannya ke Ukraina
BACA JUGA:Trump Salahkan Zelenskyy atas Perang Ukraina, Dukung Tuntutan Rusia
Ia juga menyerukan reaksi tegas dari komunitas internasional jika perundingan damai tidak membuahkan hasil, termasuk penerapan sanksi tambahan terhadap Rusia.
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengungkapkan bahwa negara-negara Eropa tengah berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk menyiapkan sanksi lanjutan bila Rusia tetap menolak gencatan senjata.
Pertemuan ini menunjukkan bahwa meski jalur perdamaian masih terjal, tekanan global terhadap kedua belah pihak semakin kuat. Keberhasilan pertukaran tawanan memberikan secercah harapan bagi proses diplomatik ke depan.
BACA JUGA:Trump Klaim Zelensky Siap Serahkan Crimea ke Rusia Sebagai Syarat Gencatan Senjata
BACA JUGA:Trump dan Zelensky Adu Mulut di Gedung Putih, Tuding Zelensky Tidak Tahu Terima Kasih
Pembicaraan lanjutan dijadwalkan akan digelar setelah masing-masing pihak menyusun proposal tertulis terkait gencatan senjata.
Hingga kini, perang telah menewaskan ribuan orang, merusak infrastruktur Ukraina, dan memaksa jutaan warga mengungsi dari rumah mereka.
Dunia kini menanti langkah konkret dari pemimpin Ukraina dan Rusia, serta komitmen serius komunitas internasional untuk mendorong akhir dari konflik yang telah mengubah peta geopolitik Eropa tersebut.(*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.