Bukan Barak Militer Seperti Jabar, Pelajar Tawuran di Surabaya Dikirim ke Kampung Anak Negeri

Sabtu 17-05-2025,13:39 WIB
Reporter : Ghinan Salman
Editor : Noor Arief Prasetyo

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi punya program pembinaan bagi pelajar bermasalah. Anda sudah tahu, siswa yang dianggap anak ”nakal” akan dikirim ke barak militer untuk dibina. 

Di Kota Pahlawan, Pemerintah Kota Surabaya memilih pendekatan berbeda. Anak-anak pelaku tawuran di Surabaya tidak dikirim ke lingkungan semi militer, melainkan dibina secara intensif di Kampung Anak Negeri (Kanri). 

Itu adalah pusat pembinaan karakter bagi anak-anak di Surabaya. Program pembinaan di Kampung Anak Negeri menitikberatkan pada pengembangan diri, kedisiplinan, serta penguatan nilai kebangsaan dan keagamaan. 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pendidikan karakter tidak bisa dilakukan sendiri oleh sekolah atau pemerintah. Lebih dari itu, perlu ada sinergi antara orang tua, lingkungan rumah, dan sekolah dalam membentuk kepribadian anak. 

Eri memastikan, Dinas Pendidikan (Dispendik) akan memetakan kebutuhan masing-masing pelajar. Jika diperlukan, koordinasi akan dilakukan dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) serta Dinas Sosial untuk penanganan lebih lanjut. 

BACA JUGA:Polisi Gagalkan Tawuran Dua Remaja di Jalan Bulaksari Surabaya

BACA JUGA:Satpol PP Surabaya Amankan Remaja Putri yang Tawuran

Anak-anak yang terbukti terlibat tawuran, akan dikirim ke Kanri. Di tempat tersebut, para pelajar akan menjalani berbagai pelatihan, mulai dari kedisiplinan, kerja sosial, pengembangan life skill, hingga wawasan kebangsaan dan keagamaan. 

Tidak hanya itu, mereka juga akan dibekali pelatihan keterampilan berwirausaha agar memiliki bekal hidup di masa depan. ”Kita terus berusaha maksimal memberikan pendidikan yang terbaik buat masa depan anak-anak Surabaya. Tapi kita tidak bisa sendiri, orang tua tetap menjadi kunci untuk membangun karakter anak,” tegas Eri.

Sementara itu, Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh menyatakan, pihaknya akan memperkuat sinergi antara sekolah dan orang tua guna membentuk karakter siswa. ”Nanti kita ini saling bersinergi, bentuk karakter anak-anak kita. Pertemuan dengan orang tua siswa dan sekolah,” katanya.

Ia menambahkan, jika pelajar yang terlibat berasal dari jenjang dan lingkungan sekolah yang sama, maka Dispendik akan memfasilitasi komunikasi antar sekolah untuk mencegah kejadian tawuran terus berulang.

Selain itu, Yusuf menyebut bahwa kurikulum tambahan telah disiapkan untuk pembinaan di Kanri. Materi seperti kepemimpinan nasional, kebangsaan, dan agama akan diperkuat. ”Setelah selesai menjalani pembinaan dan karakternya sudah terbentuk, para pelajar dapat kembali kepada orang tua masing-masing,” ujarnya.

BACA JUGA:Tawuran Gangster Surabaya Digagalkan Polres Tanjung Perak

BACA JUGA:Siswa SMK Anggota Paskibraka di Semarang Tewas Ditembak Polisi, Dituduh Terlibat Tawuran

Sementara itu, Pengurus Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur M Isa Ansori setuju dengan kebijakan tersebut. Artinya, anak-anak yang terlibat tawuran dibina berbasis rehabilitasi dan pemulihan. 

Kategori :