Di tengah hiruk-pikuk musim haji, ketika jutaan jamaah dari berbagai penjuru dunia berdatangan ke Tanah Suci, ada sebuah ruangan di Daker Makkah yang justru senyap, tapi penuh ketegangan. Di sanalah, sejumlah layar menyala nyaris tanpa jeda. Nonstop 24 jam.
----Ruang pelayanan transportasi berada persis di depan resepsionis Kantor Urusan Haji Indonesia, Daker Makkah. Memang tak begitu luas. Hanya terisi oleh lima meja kerja.
Tetapi, di ruang itulah sesungguhnya ruh konektivitas layanan jamaah haji. Mulai dari layanan transportasi, akomodasi, hingga konsumsi.
BACA JUGA:5.300 Jamaah Haji Gelombang Kedua Tiba di Makkah Hari Ini, Petugas Beri Kiat Begini!
Satu meja yang sangat krusial berada di sisi kanan. Ditempati oleh seorang operator dengan lima layar sekaligus di hadapannya.
Layar atas dipakai untuk memantau pergerakan bus shalawat dari hotel ke Masjidilharam, sedangkan layar kecil digunakan untuk trayek antarkota seperti Madinah–Makkah atau sebaliknya.
BACA JUGA:Pasutri Asal Padang Tiba di Makkah, Akhirnya Berhaji Bersama setelah 13 Tahun Menanti
Semua layar itu tak pernah tidur. Terus menyala sepanjang hari. Melayani siapa pun petugas dari berbagai layanan yang butuh memantau bus-bus jamaah haji.
Ya, setiap titik di layar itu memang bukan sekadar ikon kendaraan. Tetapi mewakili nasib ribuan jamaah Indonesia yang sedang berpindah dari satu kota suci ke kota lainnya. Waktu seolah berjalan lebih cepat dan setiap informasi jadi krusial.
BACA JUGA:423 Jamaah Haji Gelombang Kedua Asal Padang Tiba di Makkah, Siap Jalani Umrah Wajib
Seperti yang dilakukan Mohamad Jamal dari layanan konsumsi. Lelaki asal Solo itu sudah mruput pagi-pagi. Ia menanyakan keberangkatan sejumlah rombongan kloter jamaah haji dari Madinah ke Makkah pada Sabtu, 17 Mei 2025.
“Rombongan sudah sampai di mana ya, Mas?” tanya Jamal kepada Ahmad Ihabul Fathi yang sedang duduk serius di depan satu monitor, bertugas sebagai operator.
BACA JUGA:117 WNI Gagal Haji, Dideportasi dari Madinah karena Gunakan Visa Kerja
Itulah tugas yang rutin dilakukan Jamal setiap pagi. Ia harus mendapat informasi tentang kepastian pergerakan jamaah haji dari Madinah ke Makkah. Tentu agar petugas layanan konsumsi bisa menyiapkan secara tepat makanan yang akan di-drop ke hotel-hotel jamaah.
Koordinasi tersebut menjadi sangat krusial. Sebab, kepastian pergerakan jamaah akan disesuaikan dengan penyajian makanan untuk mereka. “Biar konsumsinya masih fresh saat diterima jamaah, jadi jauh dari basi,” terang Jamal.
BACA JUGA:117 WNI Gagal Haji, Dideportasi dari Madinah karena Gunakan Visa Kerja