Meski demikian, penting untuk disadari bahwa fandom bukan pengganti bantuan profesional. Ada kalanya cinta terhadap idola tak cukup untuk menanggulangi luka batin yang lebih dalam.
Maka dari itu, membuka ruang dialog, memberi edukasi tentang kesehatan mental, dan tidak meremehkan coping mechanism seperti fandom adalah langkah penting.
BACA JUGA: Lirik dan Terjemahan Lagu Dunk Shot Milik NCT Wish, Hidup Ibarat Pertandingan Basket
Menjadi K-Popers bukan hanya soal siapa idola yang paling tampan dan cantik, lagu mana yang trending, atau merchandise apa yang dikoleksi. Dalam konteks Gen Z, menjadi penggemar adalah bentuk bertahan hidup—sunyi tapi nyata.
Ketika dunia terlalu keras untuk dihadapi sendirian, sebagian dari mereka memilih untuk hidup, setidaknya satu hari lagi, demi suara, senyuman, dan harapan yang mereka temukan dalam dunia K-pop.
Seperti yang dinyanyikan BTS dalam lagu Answer: Love Myself, "The me of yesterday, the me of today, the me of tomorrow… I'm learning how to love myself."
BACA JUGA: 23 Stars for Jisung! 5 Alasan Kamu Harus Jadikan Jisung NCT Sebagai Biasmu
Dan bagi banyak Gen Z yang masih belajar mencintai diri sendiri, fandom menjadi tempat di mana mereka merasa cukup, walau hanya sejenak. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Terbuka Surabaya