Pembuatan lavash tradisional sering dilakukan oleh kelompok perempuan, dan menjadi ajang kebersamaan lintas generasi.
Dalam pernikahan Armenia, lavash bahkan diletakkan di atas bahu pasangan pengantin. Sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan.
8. Seni Pembuatan Pizza Neapolitan (Italia)
UNESCO mengakui Pizza Napolitan pada tahun 2017. Tetapi yang diakui secara spesifik adalah Seni Pembuatan Pizzaiuolo Neapolitan (The Art of the Neapolitan Pizzaiuolo), bukan hanya pizza itu sendiri.
BACA JUGA:Rekomendasi Oleh-Oleh Khas Palembang, Dari Pempek hingga Tekwan
Pengakuan itu merujuk pada seluruh proses, ritual, dan budaya yang terkait dengan pembuatan pizza Neapolitan oleh para pizzaiuoli (pembuat pizza) di Naples, Italia.
Pembuatan pizza ala Napoli dipandang sebagai bentuk seni kuliner dan bagian dari identitas warga setempat.
9. Budaya Bir Belgia (Belgia)
Keanekaragaman bir dan perannya dalam kehidupan sosial serta perayaan masyarakat Belgia.--Getty Images Signature
Budaya Bir Belgia (Belgian Beer Culture) diakui oleh UNESCO pada tahun 2016. UNESCO tidak hanya mengakui birnya. Tetapi mencakup budaya seputar pembuatan, penyajian, dan konsumsi bir di Belgia.
BACA JUGA: Enam Bir Canard Beer Tawarkan Rasa dan Sensasi Berbeda
Yang dimaksud adalah tradisi yang mendalam, teknik pembuatan khas, serta peran bir dalam kehidupan sosial, kuliner, dan spiritual masyarakat Belgia.
Belgia memiliki lebih dari 1.500 jenis bir dan masing-masing punya cita rasa, teknik fermentasi, dan bahan khas.
10. Budaya Hawker Food (Singapura)
UNESCO mengakui budaya pusat jajanan (hawker centres) di Singapura. Bukan hanya makanannya, tapi juga cara hidup, praktik kuliner, dan nilai sosial yang ada di baliknya.
BACA JUGA:Coba 8 Jenis Salad dari Berbagai Negara Agar Anda Tak Bosan
Hawker centres merupakan komplek makanan outdoor atau indoor yang menampung puluhan bahkan ratusan kios kecil (hawkers) yang menjual berbagai jenis makanan.
Pusat-pusat itu sebagai "ruang makan komunitas." Orang-orang dari berbagai latar belakang etnis, agama, dan sosial berkumpul untuk makan, bersosialisasi, dan berbagi pengalaman kuliner.
Pengakuan UNESCO terhadap berbagai tradisi kuliner itu menunjukkan betapa pentingnya peran makanan dalam membentuk warisan budaya yang hidup dan terus berkembang. Dengan memahami kisah di balik setiap sajian, kita ikut melestarikan bagian kecil dari sejarah. (*)