Alangkah sayang, gebrakan awal yang sudah dibangun PSI akhirnya mangkrak karena tiba-tiba berubah haluan. Tiba-tiba anak muda mewariskan kepemimpinan kepada sang bapak, kepada sosok lama yang tidak lagin muda.
AGENDA KE DEPAN
Menghadapi dinamika politik yang terus berubah, pemerintah dan partai politik harus mengambil langkah strategis agar generasi muda tidak hanya menjadi objek politik, tetapi juga subjek yang aktif dan berdaya. Apa yang harus disiapkan pemerintah dalam menghadapi hal itu?
Pertama, menyiapkan generasi muda untuk tidak fobia terhadap politik praktis. Anak-anak muda perlu dibuat untuk merasa fun, bersukacita, atau merasa riang gembira dalam memasuki dunia politik praktis.
Politik tidak harus berkonotasi meraih sebuah posisi. Politik dalam rangka memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Politik bahkan bisa membawa kemajuan bagi sebuah wilayah lewat program-programnya.
Paling tidak, politik bisa mendudukkan rakyat pada hak dan kewajibannya sebagai penentu kemandirian sebuah wilayah.
Kedua, partai politik harus membuka lebih banyak peluang bagi anak muda untuk menduduki posisi strategis, baik di tingkat pusat maupun daerah. Kaderisasi yang efektif akan memastikan regenerasi kepemimpinan yang sehat dan berkelanjutan.
Anak muda yang diberi ruang dan tanggung jawab akan lebih termotivasi untuk berkontribusi secara maksimal, membawa ide-ide segar dan inovasi yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan zaman.
Ketiga, partai politik perlu mengurangi ketergantungan pada bantuan politik dari pemerintah. Pendanaan yang mandiri dan kreatif memungkinkan partai mengembangkan program-program khas yang mampu menarik simpati masyarakat luas.
Dengan demikian, partai tidak hanya menjadi alat politik jangka pendek, tetapi juga lembaga yang kuat dan berkelanjutan.
Sudah saatnya anak muda lebih berani memegang tampuk kepemimpinan. Inilah saatnya anak muda menggelorakan kemandirian dan kreativitas bangsa agar mampu bersaing dengan negara-negara global. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? (*)
*) Yayan Sakti Suryandaru adalah dosen Departemen Komunikasi, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya.