ICRC kembali menyerukan gencatan senjata serta perlindungan terhadap warga sipil, termasuk tenaga medis dan pekerja kemanusiaan.
Kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas melaporkan bahwa jumlah jurnalis yang tewas di Gaza sejak awal konflik mencapai 220 orang.
Selain itu, sekitar 77 persen wilayah Gaza kini berada di bawah kendali Israel, baik melalui operasi darat, perintah evakuasi, maupun pengeboman yang memaksa warga mengungsi.
BACA JUGA:Israel Luncurkan Operasi Militer Kereta Perang Gideon, Serangan di Gaza Akan Diperluas
Kelompok bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengklaim telah melakukan serangan dan penyergapan terhadap pasukan Israel di berbagai wilayah Gaza menggunakan bom dan roket anti-tank.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyebut warga Palestina sedang mengalami "fase paling kejam" dari perang ini.
Blokade Israel yang berkepanjangan telah menyebabkan warga Palestina kekurangan makanan dan obat-obatan.
BACA JUGA:Warga Gaza Hadapi Kelaparan, 70 Persen Wilayah Tak Lagi Aman dari Pengeboman Israel
Meski demikian, bantuan kemanusiaan dalam jumlah terbatas mulai masuk kembali ke Gaza pada 19 Mei, setelah terhenti sejak 2 Maret.
Tenda-tenda didirikan sebagai tempat penampungan sementara bagi para pengungsi. Serangan militer Israel pada Minggu, 25 Mei 2025, menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina di Jalur Gaza. --Omar AL-QATTAA / AFP
Kepala bantuan kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, menyebut bahwa pengiriman dalam jumlah terbatas tersebut hanyalah seperti “setetes air di lautan” dibandingkan kebutuhan sebenarnya di lapangan.
Pemerintah Kota Gaza juga memperingatkan potensi krisis air berskala besar karena kekurangan bahan dan peralatan untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak.
BACA JUGA:120 Warga Gaza Tewas dalam Serangan Israel, Hamas Desak Masuknya Bantuan Sebagai Syarat Negosiasi
Di Israel, ribuan orang kembali berdemo di Tel Aviv, membawa spanduk bertuliskan “Selamatkan sandera, hentikan perang.”
Mereka mendesak pemerintah segera mengakhiri perang, karena menurut mereka konflik ini justru memperburuk penderitaan dan tidak menjamin pembebasan sandera.
Sejak dimulainya perang pada Oktober 2023 setelah serangan Hamas ke Israel, lebih dari 53.900 warga Palestina tewas.