120 Warga Gaza Tewas dalam Serangan Israel, Hamas Desak Masuknya Bantuan Sebagai Syarat Negosiasi

120 Warga Gaza Tewas dalam Serangan Israel, Hamas Desak Masuknya Bantuan Sebagai Syarat Negosiasi

Orang-orang memeriksa kerusakan di tengah reruntuhan bangunan yang dihantam serangan Israel di Jabalia di Jalur Gaza utara pada 15 Mei 2025. Sebanyak 120 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza.--BASHAR TALEB / AFP

HARIAN DISWAY - Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Kamis, 15 Mei 2025 telah menewaskan 120 orang warga Palestina.

Serangan ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan yang memburuk. Hamas menegaskan bahwa masuknya bantuan kemanusiaan adalah "syarat minimum" untuk memulai pembicaraan.

Serangan terbaru Israel tersebut menghantam wilayah Deir al-Balah di Gaza Tengah. Sebuah rekaman menunjukkan bangunan rata dengan tanah dan warga yang terluka parah. 

BACA JUGA:Israel Serang Rumah Sakit Eropa di Gaza, Klaim Jadi Markas Hamas

BACA JUGA:Israel Siapkan Rencana Penaklukan Gaza, Netanyahu Bertekad Relokasi Warga Gaza ke Mesir dan Yordania

Maher Ghanem, salah satu korban yang lengannya terluka, mengatakan bahwa mereka selalu berdoa agar perang ini segera berakhir.


Orang-orang memeriksa kehancuran di daerah pemukiman di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah pada 7 April 2025. Sebanyak 120 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Kamis, 15 Mei 2025.--Eyad BABA / AFP

Serangan terbaru ini merupakan bagian dari operasi militer Israel yang kembali digencarkan sejak 18 Maret 2025, setelah sebelumnya gencatan senjata sempat menghentikan pertempuran sejak Januari. 

Israel menghentikan semua bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak 2 Maret, dengan alasan untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera yang ditahan sejak serangan pada Oktober 2023.

BACA JUGA:Israel Merudal RS Eropa di Gaza Incar Pemimpin Hamas, Direktur Sebut Tidak Ada Aktivitas Militer

Namun, Hamas menolak tekanan tersebut. Pejabat senior Hamas, Basem Naim, menyatakan bahwa bantuan seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan adalah hak dasar yang tidak seharusnya dijadikan bahan tawar-menawar. 

"Akses terhadap kebutuhan dasar adalah hak asasi manusia, bukan subjek negosiasi," tegasnya, sebagaimana ditulis oleh AFP (Agence France-Presse).

Di tengah krisis ini, Yayasan Kemanusiaan Gaza, sebuah organisasi yang didukung Amerika Serikat, mengumumkan rencana untuk mulai menyalurkan bantuan kemanusiaan pada akhir bulan Mei. 

BACA JUGA:Israel Masih Gencar Serang Gaza: Yang Tak Mati Karena Bom, Mati Karena Lapar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: