Sri: ”Paryatin memang orang sini. Dia menikah dengan laki-laki sini. Punya anak laki-laki kembar sekarang di pondok pesantren.”
Sedangkan, Paryatin jadi TKW sejak 2011. Awalnya di Hongkong, kemudian pindah ke Taiwan. Cuma setahun sekali, saat Lebaran, dia pulang menjenguk anak dan suami.
Sri: ”Terakhir dia pulang pada Lebaran tahun lalu. Di rumah sebulan, lalu kembali kerja ke luar negeri lagi. Dia sekarang bekerja di Kamboja.”
BACA JUGA:Daftar Tersangka Kasus Penembakan Judi Sabung Ayam
BACA JUGA:Kasus Jalan Ditempat, Keluarga Korban Penembakan di Arena Sabung Ayam Datangi Hotman Paris
Tetangga lainnya, Mbah Misiyem, 70, kepada wartawan mengatakan, ”Paryatin kerja di Kamboja. Lebaran tahun lalu dia pulang, terus balik ke sana lagi. Saat itu dia saya tanya, kenapa kerja ke Kamboja? Dia bilang, di rumah tidak ada pekerjaan.”
Dilanjut: ”Saya tanya lagi, suamimu selalu kamu tinggal, enggak apa-apa? Dia jawab, enggak apa-apa.”
Satu hal yang diingat Misiyem tentang Paryatin: setiap pulang ke Ponorogo selalu berpenampilan beda. ”Dulu rambutnya pendek, waktu pulang kemarin, panjang. Dandanan dia ganti-ganti,” ujar Misiyem.
BACA JUGA:20 Pengedar Narkoba di Cimahi Diciduk Polisi, Gunakan Helm Untuk Sembunyikan Sabu
BACA JUGA:Setoran Judi Sabung Ayam Diduga Jadi Pemicu Penembakan 3 Polisi Di Way Kanan
Kapolres Ponorogo AKBP Andin Wisnu Sudibyo, kepada wartawan, mengungkapkan, nama ”Dewi Astutik” adalah identitas adik kandung Paryatin. ”Jadi, dia menggunakan identitas palsu,” ujarnya.
Kepala BNN Marthinus menyatakan, kini Dewi Astutik masuk red notice (buron interpol). Diduga, dia berada di Kamboja. Dia anggota geng narkoba internasional Golden Triangle.
Dikutip dari Global Investigative Journalism Network, 31 December 2023, berjudul Guide to Investigating Organized Crime in the Golden Triangle, karya Bertil Lintner, diungkapkan begini:
Golden Triangle adalah wilayah pegunungan besar seluas sekitar 200.000 kilometer persegi. Di timur laut Myanmar, barat laut Thailand, dan utara Laos. Pusatnya di pertemuan Sungai Ruak dan Mekong.
Di sanalah pusat tanaman opium terbesar di dunia. Diperkirakan, setengah dari pasokan narkoba seluruh dunia diproduksi dari sana.
Nama ”Golden Triangle” dicetuskan Marshall Green, pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) tahun 1971 dalam sebuah konferensi pers tentang perdagangan opium.