Spirit Haji untuk Pembebasan Palestina

Sabtu 07-06-2025,05:33 WIB
Reporter : Dhimam Abror Djuraid*
Editor : Yusuf Ridho

Memasuki wilayah Hudaibiyah, datanglah delegasi kafir Quraisy yang mencegat rombongan Rasulullah. Kafir Quraisy melarang kafilah Rasulullah untuk melanjutkan perjalanan.

Terjadilah perundingan yang alot. Para sahabat yang siap mati syahid berkeras ingin melanjutkan perjalanan ke Makkah. Namun, Rasulullah mencegah dan memilih untuk berunding. Maka, kedua delegasi berunding dan dicapailah kesepakatan yang dinamakan sebagai ”Perjanjian Hudaibiyah”.

Para sahabat kecewa dengan pakta itu karena menganggap tidak adil. Salah satu klausul yang dianggap merugikan adalah jika ada orang Makkah yang lari ke Madinah dan menjadi muslim, ia wajib dikembalikan ke Makkah. 

BACA JUGA:Mengenang Pertunjukan Akbar Ibadah Haji

BACA JUGA:Saat Cuaca, Masalah Haji yang Tersisa

Sebaliknya, jika ada warga Madinah yang lari ke Makkah, pihak Quraisy tidak berkewajiban untuk mengembalikannya.

Itu dianggap sangat merugikan dan merendahkan umat Islam. Karena itu, para sahabat menolak keras, terutama Umar bin Khattab yang terkenal pemberani. Nmaun, Rasulullah mengingatkan agar bersabar.

Salah satu klausul yang menguntungkan adalah gencatan senjata selama 10 tahun. Dengan gencatan senjata itu, Rasulullah bisa mengembangkan dakwah tanpa gangguan. Juga, disepakati bahwa tahun berikutnya umat Islam boleh melaksanakan umrah.

Namun, kesepakatan Hudaibiyah dilanggar kafir Quraisy. Suku Khuza’ah yang berkoalisi dengan umat Islam diserang suku Bani Bakr yang bersekutu dengan kafir Quraisy. Ratusan warga Khuza’ah menjadi korban pembantaian suku Bani Bakr.

BACA JUGA:Relokasi Pengungsi Palestina, Solusi atau Ilusi?

BACA JUGA:Konsistensi Dukungan ke Palestina, Quo Vadis?

Rasulullah langsung memerintah para sahabat untuk mempersiapkan diri guna menyerang kafir Quraisy. Maka, terkumpullah pasukan yang terdiri atas 10 ribu personel yang kemudian dibagi menjadi empat batalion. Pasukan bergerak mengepung Makkah.

Pasukan berkemah di perbukitan sekitar Makkah. Pada malam hari pasukan muslim melakukan show of force dengan membuat api unggun besar. Kafir Quraisy ketakutan saat melihat kotanya sudah dikepung pasukan muslim.

Maka, Abu Sufyan bin Harb sebagai pentolah kafir Quraisy menemui Rasulullah dan melakukan perundingan perdamaian. Abu Sufyan gentar oleh besarnya pasukan Islam. Ia memilih menyerah. Ia bersyahadat masuk Islam.

BACA JUGA:Palestina, Satu-satunya Negara yang Masih Terjajah

BACA JUGA:Siapa Pengkhianat Bangsa Palestina?

Kategori :