BENAR kata si fulan, ”Tuhan memang menciptakan segalanya, tapi sisanya adalah made in China.”
Tak percaya? Coba periksa satu-satu yang ada di badan Anda. Tidak tertutup kemungkinan ada yang made in China dan Anda tak perlu malu untuk mengakuinya. Toh, made in China tidak lagi identik dengan barang murah dan murahan.
Memang, apa yang tidak bisa dibikin Tiongkok sekarang?
Matahari? Ahli.
BACA JUGA:Politik Durian
BACA JUGA:Menikmati Kuliner Khas Trenggalek dari Nasi Gegog hingga Durian Ripto yang Menggoda
Kereta yang lebih cepat daripada pesawat? Sedang diuji.
Apalagi cuma makanan.
Kun fayakūn. Mereka bisa menyulap yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Bayangkan, Hainan –satu-satunya provinsi di Tiongkok bagian selatan yang iklimnya persis Indonesia– bisa punya kebun kurma. Uni Emirat Arab yang memberikan bibitnya sebagai lambang persahabatan mereka.
Kalau buah-buahan dari wilayah Arab yang gersang saja bisa ditanam dan berbuah di Hainan, buah-buahan tropis semacam durian tentu bukanlah hil yang mustahal.
Ya, durian kini sudah mulai dikembangkan juga di Hainan. Minggu, 8 Juni 2025, saya ke kebunnya. Dibawa oleh China News Service dalam serangkaian acara bertajuk ”Apa Itu Tiongkok: Jelajahi Hainan” (何以中国•行走海南).
POHON durian yang sedang berbuah di Yucai. -China News Service-
Kebun durian di Hainan yang saya kunjungi ini berada di Kawasan Ekologi Yucai (育才生态区), Kota Sanya. Dari Bandara Phoenix Sanya, dibutuhkan waktu sekitar 50 menit untuk sampai di sana. Jalannya sangat mulus, tetapi berkelok-kelok.
Oleh pemerintah Hainan, Yucai memang dikhususkan untuk ditanami durian. Hainan Youqi Agricultural Company (海南省优旗农业股份有限公司), pemilik kebun durian yang saya kunjungi, sudah memanfaatkan 12.000 hektare lahan di sana untuk menanam 200.000 lebih pohon durian. Kurang lebih 4.000 hektare di antaranya sudah berbuah.