Dikutip dari The Guardian, 6 Maret 2025, berjudul My child would use anything as a weapon: the parents who live in fear of their offspring, diungkapkan, di Inggris banyak juga anak menganiaya ortu. Bahkan, ortu takut tinggal serumah dengan anak, seperti dikatakan Melani kepada Dedi itu.
Dikisahkan, Erin (nama samaran) pengusaha sukses di Inggris. Dia tahu, ketiga anaknyi tidak mengalami masa-masa yang mudah. Ketika mereka tumbuh dewasa, suami Erin bersikap kasar kepadanyi. Hal itu disaksikan anak-anak. Akhirnya Erin bercerai.
Beberapa tahun kemudian, sang anak, yakni Jay –yang saat itu berusia awal remaja– mengungkapkan, ayahnya pernah melakukan kekerasan seksual terhadapnya.
Erin selalu memercayai Jay. Dia lalu melaporkan kekerasan tersebut ke polisi dan memutuskan hubungan dengan pelaku (cerai).
Namun, perilaku Jay mulai berubah. Ia pernah melemparkan pisau ke arah Erin. Ia pernah membakar rumah. ”Ia akan menggunakan apa saja sebagai senjata untuk menyebabkan cedera dan bahaya,” ungkap Erin.
Sering kali, Erin terpaksa mengurung diri di dalam kamar tidurnyi saat Jay mencoba menyerangnyi. Sementara itu, anak-anak lainnya melarikan diri dari rumah.
Dalam banyak hal, dia merasa seolah-olah tinggal bersama pasangannyi yang juga kasar.
Dulu, saat Erin bersama mantan pasangan, dia tahu ada bantuan yang tersedia bagi korban KDRT. Namun, saat dia mencari dukungan untuk perilaku Jay, dia merasa seolah-olah menabrak tembok batu bata.
Penilaian kesehatan mental menyimpulkan, Jay tidak berjuang dengan kondisi psikologis apa pun. Pekerja sosial di sana berfokus pada bagaimana Erin dapat meningkatkan pola asuhnyi dan mengabaikan perilaku Jay. Dengan asumsi, kelak perilaku kasar Jay akan berhenti sendiri.
Akhirnya, karena takut Jay akan membunuhnyi atau salah seorang anaknyi yang lain, Erin memohon kepada otoritas setempat untuk membawa Jay ke panti asuhan. Itu dia lakukan setelah Jay berusaha membunuh salah seorang saudaranya. Jay kemudian dirawat di panti asuhan remaja bermasalah.
Jadi, kalau Melani merasa lega Ihsan ditahan polisi, bisa dibayangkan bahwa dia sudah pada tahap sangat takut terhadap anak kandung sendiri. Padahal, Ihsan anak tunggal.
Cuma, undangan Dedi kepada Melani, itu lho… yang menarik. Menegaskan karakter Dedi, bahwa ia bersimpati pada musibah Melani. Sebab itu, Dedi membawa remaja bermasalah ke barak militer untuk dididik kedisiplinan, akhlak, dan sopan santun.
Bisa juga ditafsirkan masyarakat, Dedi adalah ”kuda hitam” yang lari menuju Pilpres 2029. (*)