SURABAYA, HARIAN DISWAY - Hari keempat pameran karya seni "La Wet" oleh Daniel Kho, 24 Juni 2025. Pameran memberikan insight mendalam tentang bebagai koleksinya dalam tur kuratorial.
Pameran "La Wet" berlangsung selama lima hari. Yakni 21 hingga 25 Juni 2025. Daniel memajang 26 koleksi lukisan yang ada di dinding ruang Halle di Wisma Jerman.
Dengan mengamati setiap lukisan, para pengunjung diajak untuk merenungkan pentingnya alam dalam keberlangsungan kehidupan. Karya-karya yang dipamerkan ternyata terinspirasi dari falsafah suku Cree di Canada.
BACA JUGA:Beragam Program Budaya dari Wisma Jerman untuk Memperkenalkan Budaya dan Bahasa Jerman
Falsafah tersebut menggambarkan saat ketika semua pohon telah ditebang, sungai telah kering, dan ikan terakhir sudah ditangkap, kemanusiaan akan berakhir. Karena uang yang mereka miliki tidak bisa dimakan.
"La Wet" berasal dari bahasa Jawa yang berarti pohon atau pohon kehidupan. Tidak heran mengapa setiap lukisannya menggambarkan pohon. Dengan berbagai makhluk yang kehidupannya bergantung pada pohon tersebut.
Daniel Kho mengambil inspirasi dari berbagai pohon yang ada di berbagai penjuru dunia.
"Pohon baobab di Afrika itu punya diameter batang yang besar. Dia menyimpan air dan juga menjadi rumah para binatang. Jadi dalam satu pohon itu ada banyak kehidupan." ujarnya.
Ia menunjuk pada lukisan yang berjudul "Tree of Life I". Terlihat bahwa batang pohon yang semakin tinggi semakin mengecil diameternya.
"Bagian batang ini sengaja saya kecilkan, untuk menunjukkan bahwa meskipun dia kecil, dia kokoh untuk menopang kehidupan sebesar ini." Jelas Daniel Kho sambil merujuk ke masifnya puncak pohon yang penuh dengan warna.
BACA JUGA:5 Hal Tak Terduga yang Bisa Melestarikan Planet
Ketika membayangkan ketangguhan pohon dan harmoni alam, lukisan yang akan terpikirkan akan berwujud seperti lukisan landscape atau pemandangan dalam gaya lukisan realis.
Namun, Daniel Kho justru memberikan perspektif yang baru. Ia ingin para pengunjung berpikir lebih dalam mengenai pentingnya pohon untuk keseimbangan alam.