Seri Sang Putra Fajar (10): Jembatan Peneleh, Jembatan Dua Hati

Kamis 26-06-2025,09:00 WIB
Reporter : Ilmi Bening
Editor : Guruh Dimas Nugraha

“Saya mencintai Utari. Tapi tidak terlalu sangat mencintainya. Sungguh pun begitu, bila pernikahan kami dapat meringankan beban junjungan saya, ya, saya bersedia," ujar Soekarno.

BACA JUGA:Seri Putra Sang Fajar (6): Melahap Buku Bapak Kos

Maka, diajaklah Utari menuju Jembatan Peneleh. Jarak dari rumah kosnya tak jauh. Di situ, keduanya berdiri sembari melihat aliran air Kalimas. Soekarno bersandar di tiang pegangan jembatan. Menatap Utari.

Kemudian Bung Besar bertanya, “Tahukah engkau siapa yang akan menjadi istriku kelak?” tanya Soekarno. Utari dengan polosnya menggelengkan kepala. 

Bung Karno tersenyum. Ia menggoda, “Kalau kau ingin tahu, orangnya ada di dekat sini,” katanya. Utari masih tidak peka. Dia tidak begitu mengerti maksud perkataan Bung Karno. 

BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (5): Rumah Mewah Keluarga Soekeni?

Putri Tjokroaminoto itu malah melihat sekelilingnya untuk mencari tahu orang yang dimaksud. Namun, yang ada hanya lalu-lalang pedagang dan pejalan kaki. “Kau tak usah mencarinya ke mana-mana. Orangnya ada di sampingku saat ini,” ungkap Soekarno. 

Tersadar, Utari lantas terperangah. Dia lalu tersenyum malu-malu. Utari mengiyakan. Jembatan Peneleh menjadi saksi bisu pernyataan cinta itu.

Soekarno akhirnya menikahi Utari secara Islam. Diceritakan dalam buku Penjambung Lidah Rakjat karya Cindy Adams, saat akad nikah, Bung Karno mengenakan pakaian rapi dan berdasi.

BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (4): Saja Arek Soerabaia

Penghulu sempat memprotes pakaian Soekarno itu. Dasi dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan Islami.

“Itu adalah kegemaran saya untuk berpakaian rapi dan mengenakan dasi. Kalau penghulu berkeras kepala menolak pakaian saya, saya pun akan menolak menikah,” tutur Soekarno kepada penghulu, seperti tertulis dalam Penjambung Lidah Rakjat.

Begitulah Soekarno menentang permintaan penghulu. Semakin keras ditegur, semakin keras pula Soekarno menolak menanggalkan dasinya. Meski mendapat protes dari imam masjid sekali pun. 


Jembatan Peneleh. Jarak dari rumah kos Tjokroaminoto tak jauh. Konon di situ Bung Karno dan Utari pernah berduaan.-Giustino Obert Lisangan-HARIAN DISWAY

BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (3): Hadirkan Spirit Bung Karno dengan Napas Digital

“Kalau sekiranya tidak dihadapan salah seorang tamu kami yang juga seorang alim dan sanggup menikahkan kami, mungkin Soekarno tidak akan bersatu dengan Utari Tjokroaminoto dalam pernikahan menurut agama,” kata Bung Karno. 

Kategori :