Di antara istri-istri Bung Karno, Inggit Garnasih adalah belahan hati yang turut membantu perjuangan Sang Putra Fajar. Kisah cinta mereka bermula di Bandung. Namun, pernikahan keduanya terjadi berkat saran dari keluarga Ndalem Pojok, Kediri. Simak kisahnya.
Soekarno sudah punya istri. Namanya Siti Oetari Tjokroaminoto. Meski sudah berstatus sebagai suami-istri, Soekarno tak pernah benar-benar mencintai Oetari.
Hingga ia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Hoogeschool te Bandoeng, yang kini menjadi ITB. Oetari diajaknya serta.
BACA JUGA:Seri Putra Sang Fajar (15): Asmara Jawa-Bali Bersemi
Di Bandung, Bung Karno indekos di rumah Haji Sanusi. Istrinya, Inggit Garnasih, berada dalam kehidupan rumah tangga yang hampa. Suaminya itu tak pernah ada di rumah. Sebab, ia sangat sibuk berorganisasi sembari bekerja.
Tak dinyana, Soekarno jatuh cinta pada Inggit. Gayung bersambut. Inggit pun menaruh hati pada anak kosnya yang jauh lebih muda itu. Mereka berjanji setia. Lalu merencanakan pernikahan.
Maka, Soekarno menceraikan dan memulangkan Oetari. Pun, ia meminta izin untuk menikahi Inggit pada Haji Sanusi. Suami Inggit itu rela melepas istrinya.
Kamar Presiden di Situs Bung Karno Ndalem Pojok, Kediri. Di situlah ruang istirahat Soekarno. Juga tempat tidur Inggit Garnasih ketika suaminya diasingkan ke Ende.-Sahirol Layeli-Harian Disway
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (14): Seteguh Adipati Karno
Rintangan justru datang dari Raden Soekeni Sosrodihardjo, ayah Soekarno. Ia tak menyetujui putranya menikah dengan Inggit.
Solusinya, Soekarno meminta saran dari kerabatnya di Ndalem Pojok, Kediri. Terutama pada Raden Mas Pandji Soemohatmodjo, adik dari Hardjodikromo, kakek Bung Karno.
"Saat itu Bung Karno sama sekali tidak berani pulang ke rumah. Sebab, ayahnya marah besar. Beliau merasa malu. Terutama kepada keluarga Tjokroaminoto di Surabaya," ujar Raden Mas Kusuma Hartana, pengelola Situs Ndalem Pojok, Kediri sekaligus cicit Raden Mas Pandji.
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (13): Raden Soekeni dan Sekolah Ongko Loro
Setidaknya ayah Soekarno marah karena empat alasan. Pertama, Soekarno sudah punya istri. Kedua, status Inggit waktu itu sudah punya suami.
Ketiga, Soekeni malu dengan besannya Tjokroaminoto. Keempat, mitos larangan pernikahan Jawa dan Sunda.