STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (5): Terancam Hadirnya ISI di Banyuwangi

Sabtu 16-08-2025,07:00 WIB
Reporter : Agustinus Fransisco
Editor : Guruh Dimas Nugraha


Para rektor perguruan tinggi seni Indonesia berfoto bersama pada pembukaan Festival Kesenian Indonesia di Taman Canda Wilwatikta, Pandaan. STKW menjadi tuan rumah dalam ajang itu.-STKW-

“Jadi, harusnya pemerintah berani mengklaim bahwa Jawa Timur adalah salah satu induk kebudayaan Nusantara,” beber Mufi.

BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (1): Terganjal Rekomendasi Gubernur

STKW bukan kampus biasa. Mereka mengajarkan seni dengan totalitas. Ada empat jurusan di kampus yang berdiri pada 1980 itu. Yakni Seni Rupa Murni, Karawitan, Seni Tari, dan Teater. “Karena kami minoritas, kami harus lebih kuat,” kata Mufi. 

Namun, semua itu terancam. STKW hanya meninggalkan nama dan lembaga saja. Bangunan yang kini mereka tempati adalah milik Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.

"Kami hanya punya nama, dosen, dan mahasiswa. Jika Pemprov memutus kerja sama, kami harus cari tempat. Padahal, ini tanah yang dulu kami serahkan,” sambungnya.

BACA JUGA:STKW Surabaya, Kampus Seni, Prosesi Wisudanya pun Nyeni

Di sisi lain, ISI Surakarta datang dengan kekuatan penuh. Dengan dukungan dana BLU dan kekuatan institusi, mereka bisa membuka cabang di mana saja.

“Mereka punya kapasitas. Kami tidak,” ujar Mufi. “Tapi kalau kita mau bicara budaya, Surabaya jelas tidak kalah,” tambah Mufi. 

Anda sudah tahu, budaya Jawa Timur itu beragam. Mulai Osing, Arek, Tengger, hingga Pandalungan. Itu jelas menjadi kekuatan dan kekhasan yang dimiliki Jawa Timur. Bagi STKW, itu bukan soal gengsi. Tapi soal kelangsungan hidup budaya lokal. 

BACA JUGA:Tujuh Alumni STKW Angkatan ’97 Menyatukan Atmosfer dalam Rindu

Jika satu-satunya kampus seni swasta di Jawa Timur harus punah, maka bukan hanya mahasiswa yang kalah. Tapi juga jiwa seni dan identitas Jawa Timur itu sendiri. 


Galeri Seni Rupa STKW. Banyak terpajang karya dosen dan mahasiswa.-Giustino Obert Lisangan-HARIAN DISWAY

“Jawa Timur ini provinsi besar. Tapi dukungan untuk pendidikan seni sangat sulit. Apakah kami tidak pantas jadi perguruan tinggi negeri?” tanya Agung “Tato” Suryanto, salah seorang dosen Jurusan Seni Rupa. 

“Sebenarnya kami tidak takut. Karena kami punya kekhasan. Tapi, untuk menjadi fair, maka seharusnya kami dinegerikan,” jelas Ketua Jurusan Seni Rupa STKW itu.

BACA JUGA:Profil Agus ’’Koecink’’ Sukamto, Dosen STKW yang Juga Seniman Top

Kategori :