Remy pun menyampaikan bahwa usai acara, ia dihampiri oleh beberapa perwakilan dari Kementerian Kebudayaan RI. Mereka meminta maaf atas kesalahan penyebutan karya cipta itu.
BACA JUGA:Monolog ”Panggil Aku Gombloh” oleh Wanggi Hoediyatno; Mewujudkan Asa Sang Legenda Surabaya
"Alasannya, mereka sekadar mengusulkan nama tokoh yang diberi anugerah Budaya Parama Dharma tersebut. Tapi tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang sosok atau karya cipta yang telah dihasilkan. Akibatnya, panitia mencari sendiri informasinya. Hasilnya keliru semua," ujarnya, kemudian tertawa.
Kesalahan itu juga disesalkan oleh para fans Gombloh yang tergabung dalam komunitas Memories of Gombloh (Mogers) Indonesia.
Affandy Willy Yusuf, ketua Mogers, menyampaikan, "Kenapa acara kenegaraan sebesar itu bisa keliru? Kami tidak habis pikir," katanya.
BACA JUGA:Dosen UPN, Masnuna, Curahkan Hati dan Pikiran untuk Abadikan Karya Gombloh
Padahal, lagu Gombloh berjudul Kebyar-Kebyar selalu dibawakan di mana-mana. Terutama saat perayaan Kemerdekaan.
"Mustahil tidak ada yang tahu karya masterpiece Kebyar-Kebyar. Mungkin yang enggak tahu hanya penyelenggara acara itu saja," ungkap pria 39 tahun itu, lantas tertawa.
Dalam ajang itu, Presiden Prabowo Subianto memberikan anugerah Tanda Bintang Republik Indonesia Utama, Bintang Mahaputera Adipurna, Bintang Mahaputera, Bintang Jasa, Bintang Kemanusiaan, Bintang Budaya Parama Dharma, dan Bintang Sakti. Penghargaan itu diberikan pada 141 tokoh.
BACA JUGA:Prabowo Anugerahi Bintang Mahaputera Utama kepada Seskab Teddy, Ini Kiprahnya di Pemerintahan
Presiden Prabowo menyampaikan rasa terima kasih atas pengabdian ke-141 tokoh penerima penghargaan itu. Dilansir berbagai sumber, ia mengatakan, "Semoga karya-karya dan jasa mereka terus menjadi warisan bagi generasi selanjutnya.”
Remy Wicaksono beberapa saat sebelum menerima anugerah Bintang Budaya Parama Dharma mewakili Gombloh, 25 Agustus 2025. Ia merupakan putra sekaligus ahli waris mendiang musisi Gombloh.-Remy Wicaksono-
Namun bagi Affandy, kesalahan penyebutan karya cipta Gombloh itu memberi cela pada acara tersebut. Affandy dan kawan-kawan Mogers berharap ada pernyataan maaf dari pihak terkait tentang kekeliruan tersebut.
"Karena penyebutan yang salah itu dapat mengaburkan persepsi publik tentang sosok Gombloh. Sosok yang begitu berjasa dalam mewarnai dunia seni tanah air lewat karya-karya musiknya," pungkasnya.
BACA JUGA:Prabowo Bakal Anugerahkan Tanda Kehormatan kepada 22 Tokoh Jelang HUT ke-80 RI
Gombloh merupakan seniman kelahiran Jombang pada 12 Juli 1948. Ia besar, berproses, hingga wafat pada 9 Januari 1988 di Surabaya.