Bahkan tak sedikit pula yang takut menikah atau berumah tangga dengan kondisi seperti sekarang ini.
BACA JUGA:Banyak Keuntungan Menabung Emas di Pegadaian untuk Masa Depan, Berikut Cara-Caranya
Tak hanya itu, kegiatan atau kebutuhan yang dahulu dianggap wajar dan terjangkau, kini terlihat mewah. Dan harus dikorbankan karena melemahnya kondisi ekonomi.
Fenomena itu kemudian memengaruhi perilaku konsumsi dan gaya hidup masyarakat. Banyak dari mereka saat ini beralih mencari solusi cerdas untuk tetap bertahan. Di antaranya sebagai berikut:
Fenomena ini memengaruhi gaya hidup masyarakat, seperti membawa bekal daripada membeli makanan dengan harga overprice--freepik.com
- Membeli barang kebutuhan dengan harga murah tetapi memiliki kualitas yang baik.
- Membeli barang preloved,
- Memilih membawa bekal, daripada membeli.
- Berbagi akun streaming untuk menghemat pengeluaran.
- Membeli produk perawatan kulit dengan harga terjangkau dengan isi banyak.
- Memilih brand-brand dengan harga murah tetapi kualitas baik.
- Memilih liburan dengan menggunakan promo wisata.
- Membuka bisnis kecil untuk penghasilan tambahan.
BACA JUGA:5 Tips Menabung Harian yang Efektif, Rahasia Capai Cepat Tujuan Keuangan!
Menariknya, tren itu juga dimanfaatkan oleh berbagai brand untuk menarik audiens atau pelanggan dengan meluncurkan kampanye promosi yang relatable dengan konteks saat ini.
Seperti, “In this economy, 100k dapat 4 barang!. Padahal harga normalnya bisa sampai 180k."
Promosi itu menunjukkan empati. Seolah-olah brand memahami kondisi keuangan konsumen dan memberikan harga yang terjangkau.
BACA JUGA:7 Cara Menabung Emas dengan Aman dan Mudah untuk Masa Depan
Kondisi saat ini dapat memberikan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat atau generasi muda.
Seperti tekanan finansial yang bisa memperburuk kesehatan mental dan merosotnya kualitas hidup.
Dalam konteks itulah tren “in this economy” menjadi sindiran satir yang tumbuh dari realitas sosial. Dengan kegelisahan, keresahan, dan kebingungan masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya.