Edukasi Kanker Payudara di Surabaya, TIBA dan RRS Gaungkan Lagi SADARI

Senin 08-09-2025,21:32 WIB
Reporter : Ilmi Bening
Editor : Indria pramuhapsari

Kanker payudara tidak mengenal jenis kelamin. Laki-laki juga bisa terkena kanker payudara, walaupun kemungkinan kasus yang terjadi selama ini hanya ada sekitar 1 persen. 

Kanker payudara yang dini seringkali tidak menimbulkan gejala. Sehingga, pemeriksaan rutin ke dokter perlu dilakukan. Dokter akan menganjurkan pemeriksaan tambahan berupa USG dan mamografi.

Pemeriksaan tambahan itu perlu untuk memastikan tidak ada sesuatu pun yang berbahaya. Mamografi, menurut Dokter Wiwien, bisa mendeteksi kanker yang ukurannya sangat kecil, kurang dari 1 cm. 

BACA JUGA:Anggya Juwita Rachman, Finalis Puteri Indonesia Jawa Timur 2025, Peduli Anak Kanker Lewat 101Miracle

BACA JUGA:Lawan Campak dan Kanker Serviks, Surabaya Mulai Vaksinasi HPV dan CKG

Pada kondisi yang lebih serius, gejalanya adalah keluar darah dari puting hingga kulit area payudara yang menjadi seperti kulit jeruk dengan pori-pori besar dan menebal. Ada pula yang sampai timbul lesung pipit di area payudara. 

Jika itu terjadi, Dokter Wiwien mengimbau masyarakat untuk segera periksa ke dokter. Serangkaian pemeriksaan akan dilakukan untuk melacak seberapa luas kankernya.

Sel kanker payudara punya potensi besar untuk menyebar luas dan menyerang organ lain. Untuk kondisi yang gawat, terapi utama kanker payudara adalah pembedahan.

Namun, pembedahan pun dilakukan dengan sangat hati-hati. Menurut Dokter Wiwien, spesialis bedah harus memastikan bahwa sel-sel kanker terangkat bersih dan tidak ada yang ketinggalan supaya tidak tumbuh kembali.

Kadang-kadang, perlu dilakukan kemoterapi terlebih dahulu untuk mengecilkannya agar dapat dilakukan pembedahan yang benar-benar bersih.  

BACA JUGA:Mpok Alpa dan Penyakit Kanker yang Dirahasiakan

BACA JUGA:Waktunya Bulan Kesadaran Kanker Payudara Sedunia, RE/MAX Eagle Surabaya Rayakan Global RE/MAX Day

Besar atau kecilnya operasi bergantung pada benjolan yang harus diangkat. Jika ukurannya besar, maka harus dilakukan pengangkatan seluruh jaringan payudara.

Sebaliknya, kalau ukuran benjolannya kecil, tidak perlu dilakukan pengangkatan seluruh jaringan payudara. Dokter akan melakukan rekonstruksi sehingga pasien masih memiliki bentuk payudara yang baik.

Itulah pentingnya melakukan deteksi dini, termasuk dengan SADARI, sehingga kanker bisa terdeteksi saat masih dalam stadium dini. 

Dengan membiasakan praktik SADARI, perempuan diharapkan lebih waspada jika mendapati ada yang tidak wajar pada payudaranya. Dengan demikian, kelainannya terdeteksi lebih dini sehingga harapan hidup dan kualitas hidup menjadi lebih baik. (*)

Kategori :